Lingkarjateng.id – Bagi pecinta buku, mengoleksi berbagai jenis bacaan sudah seperti napas hidupnya. Mereka selalu menyisihkan budget tersendiri untuk membeli buku-buku yang diincar, sampai pada suatu hari sudah tak terhitung berapa jumlah yang sudah ditumpuk.
Membeli buku bagi para pecinta buku faktornya tidak hanya karena penulis atau histori karya-karya pengarangnya, tetapi sampul buku juga ikut andil menarik orang untuk membelinya. Juga faktor diskon harga yang bisa membuat pecinta buku kalap untuk segera mengambil kantong belanja dan mengeluarkan isi dompetnya. Bisa dibayangkan berapa banyak buku yang akan dibawa pulang?
Menyimpan buku fisik tentu akan memakan banyak ruang. Sayangnya, tidak semua buku yang telah dibeli akan dibaca bahkan mungkin hanya akan berakhir sebagai koleksi saja atau masuk daftar to be read (TBR) yang tak kunjung dibaca. Sungguh ironi mendengarnya.
Nah, bagi pecinta buku ada baiknya lho melakukan decluttering atau beberes buku biar enggak semakin mempersempit ruangan. Pecinta buku, bisa mencoba membereskan buku seperti metode Konmari yang diperkenalkan oleh Konsultan asal Jepang, Marie Kondo.
Letakkan semua buku di lantai
Membiarkan buku tetap berada di rak membuat kita tidak bisa menilai apakah buku-buku tersebut benar-benar menggugah hati untuk dibaca. Buku yang lama tidak disentuh sama dengan buku yang terbengkalai, tampak tak kasat mata meskipun terlihat jelas ada di rak.
Dengan banyaknya buku yang ada di lantai, lakukan proses penyortiran dalam empat kategori. Pertama, kategori umum atau buku yang dibaca sebagai hiburan. Kedua, kategori praktis berupa buku-buku referensi, buku masakan dan lain-lain. Ketiga, kategori visual seperti koleksi foto atau art book. Terakhir, kategori majalah.
Setelah mengelompokkannya, lakukan penyortiran lagi dengan kriteria apakah buku-buku tersebut bisa mendatangkan kegembiraan ketika disentuh. Bayangkan juga betapa bahagianya ketika memiliki buku-buku yang disukai.
Buku tak terbaca
Disadari atau tidak, ternyata hanya sedikit buku yang akan dibaca ulang. Coba ingat lagi buku yang pernah dibaca ulang dan seberapa sering frekuensinya? Yap, memang butuh waktu untuk menentukan kegunaan suatu buku. Oleh karena itu ambil buku dan putuskan apakah buku itu menggugah hati atau tidak.
Mungkin, saat melihat tumpukan buku akan terlintas, “Ah, kapan-kapan akan saya baca buku ini.” Tapi berakhir buku itu tak tersentuh. Jika tak kunjung membaca buku tersebut maka sekarang adalah saat untuk melepaskannya. Singkirkan buku yang tak terbaca dan simpan buku yang sungguh-sungguh menarik hati.
Buku yang boleh disimpan
Mengikhlaskan buku dari koleksi merupakan salah satu hal yang berat. Bahkan ketika sudah mengelompokkan buku yang bisa membuat hati senang, tumpukan buku masih terlihat banyak. Kalau sudah demikian, pilihlah buku favorit sepanjang masa yang tidak akan pernah bosan untuk dibaca berulang kali dan selalu menggugah hati setiap kali membacanya.
Salah satu kegunaan buku adalah untuk menyerap informasi tertentu, sehingga ketika menemukan buku yang disukai tapi kadarnya biasa saja cukup membuat hati berat untuk merelakannya. Jika memang yang diinginkan adalah informasi penting, quote menarik, dan kalimat-kalimat bijak, kamu bisa melakukan metode perampingan dengan mencatat poin-poin tersebut dalam buku tertentu atau cara paling mudahnya dengan memfotokopi bagian itu dan menempelnya di buku catatan.
Agar buku yang dibeli benar-benar dibaca, terapkan prinsip ini: Pertama kali menjumpai buku yang menarik adalah saat paling tepat untuk membacanya. Dengan demikian, kamu tidak akan lagi punya daftar to be read yang terbengkalai. (Lingkar Network | Ulfa – Lingkarjateng.id)
Sumber Referensi: Kondo, Marie. (2016). The Life-Changing Magic of Tidying Up (Reni Indardini). Yogyakarta: Bentang Pustaka.