10 Cara Bantu Anak Mengelola Kemarahan, Jangan Dibentak!

Ilustrasi anak marah. (Freepik/Lingkarjateng.id)

Ilustrasi anak marah. (Freepik/Lingkarjateng.id)

Lingkarjateng.id – Emosi kemarahan pada anak yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif. Lambat laun, anak akan berperilaku agresif, tantrum, dan bahkan menunjukkan perilaku merusak. Sehingga sudah sepatutnya orang tua mulai peka terhadap kondisi ini.

Kemarahan merupakan emosi yang normal dialami oleh semua orang, termasuk anak-anak. Kondisi emosi marah sendiri menjadi reaski untuk meluapkan kekesalan. Mereka menunjukkan rasa kekesalan itu dengan cara menangis histeris, mengamuk, berteriak, dan menjadi lebih galak.

Namun ketika anak sedang marah, orang tua tidak disarankan untuk memberinya hukuman. Saat si kecil marah, orang tua sebisa mungkin menghindari keinginan untuk memarahi atau membentak, membandingkan dengan anak lainnya, serta mengabaikannya.

Lalu, bagaimana cara membantu anak mengelola kemarahan?

1. Bantu Cari Penyebab Kemarahan

Ajarkan anak Anda untuk mengidentifikasi apa yang membuat mereka marah. Ini bisa menjadi ketidakadilan, frustrasi, atau kekecewaan. Dengan mengetahui pemicunya, mereka dapat lebih mudah mengelola emosi tersebut. Orang tua bisa mengajarkan anak kata-kata yang tepat untuk menggambarkan emosinya, misalnya “marah”, “sedih”, atau “takut”.

2. Ajarkan Cara Mengungkapkan Emosinya dengan Tepat

Anak perlu belajar cara mengungkapkan emosinya dengan cara yang tepat, misalnya dengan berbicara, menggambar, atau bermain.

3. Memberinya Pelukan

Pelukan dapat membantu menenangkan anak yang sedang marah. Orang tua bisa memeluk, mencium, atau menggendong anak. Sentuhan hangat dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak.

4. Berikan Contoh yang Baik Tentang Cara Meredam Emosi

Anak belajar dengan meniru orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan contoh yang baik dalam mengelola kemarahan. Tunjukkan kepada mereka bahwa kemarahan bisa diungkapkan secara sehat dan konstruktif. Hindari memarahi, membentak, atau melakukan kekerasan saat marah.

5. Latih Teknik Relaksasi

Ajarkan anak Anda teknik-teknik relaksasi sederhana seperti pernapasan dalam-dalam atau meditasi ringan. Ini membantu mereka meredakan kemarahan dan merasa lebih tenang.

6. Beri Solusi Alternatif

Ajarkan anak Anda bahwa kemarahan tidak selalu harus diungkapkan dengan amarah fisik atau kata-kata kasar. Beri mereka solusi alternatif, seperti berbicara secara tenang, mengambil jeda untuk merenung, atau menulis dalam jurnal emosi.

7. Bicarakan Konsekuensi

Ajarkan anak Anda tentang konsekuensi dari tindakan mereka saat marah. Ini dapat membantu mereka memahami bahwa tindakan impulsif saat kemarahan bisa memiliki dampak negatif.

8. Berikan Pujian

Berikan pujian dan pengakuan ketika anak Anda berhasil mengelola kemarahannya dengan baik. Ini memberi mereka dorongan positif untuk terus belajar mengatasi emosi.

9. Ajarkan Empati

Ajarkan anak Anda untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain. Ini membantu mereka mengembangkan empati dan memahami perasaan orang lain, yang dapat membantu mengurangi kemarahan.

10. Konsultasikan dengan Ahli

Jika anak sering marah dan tidak ada perbaikan, orang tua bisa berkonsultasi dengan ahli, seperti psikolog anak. Ahli dapat membantu orang tua memahami penyebab anak marah dan memberikan solusi yang tepat.

Demikian cara membantu anak mengelola kemarahan. Dengan memberikan dukungan, pemahaman, dan bimbingan yang tepat, Anda dapat membantu anak Anda mengatasi kemarahan mereka dengan cara yang lebih sehat dan konstruktif. Ingatlah bahwa setiap anak adalah individu yang unik, jadi cobalah beradaptasi dengan kebutuhan dan preferensi mereka saat Anda membantu mereka mengelola emosi mereka. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)

Exit mobile version