SEMARANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memasang target pertumbuhan ekonomi tahun 2026 mampu mencapai 5,4 persen. Sedangkan hingga akhir tahun 2025, ekonomi Jateng baru di 5,37 persen.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih, menilai capaian target tersebut bukan perkara mudah dan membutuhkan dorongan kuat dari berbagai sektor pembangunan.
“Target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen masih berproses untuk dicapai, namun jelas membutuhkan upaya ekstra. Tidak semudah membalikkan tangan karena harus melibatkan banyak sektor,” ujarnya, Senin, 29 Desember 2025.
Menurut Endang, tantangan utama berasal dari persoalan struktural yang hingga kini masih membayangi perekonomian Jawa Tengah. Beberapa di antaranya adalah tingkat kemiskinan yang masih relatif tinggi, yakni mencapai 9,6 persen, serta laju inflasi yang berada di angka 2,2 persen.
Endang juga menyoroti ketimpangan wilayah, di mana tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Tengah masih terkonsentrasi di Kabupaten Brebes dan Kebumen. Padahal, kedua daerah tersebut memiliki potensi bonus demografi yang cukup besar.
“Kita memiliki bonus demografi yang besar, namun belum diimbangi dengan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia yang memadai. Kondisi ini menjadi tantangan serius bagi peningkatan produktivitas,” jelasnya.
Ke depan, BPS Jawa Tengah menekankan pentingnya peningkatan sektor pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia sebagai kunci utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ia menambahkan, apabila Jawa Tengah ingin memperkuat ketahanan pangan, maka harus ada kontribusi nyata dari peningkatan kualitas pendidikan pada tahun 2026, khususnya yang berorientasi pada sektor pertanian.
Selain itu, BPS mengingatkan bahwa Jawa Tengah harus mampu memanfaatkan momentum bonus demografi yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2030, agar sumber daya manusia usia produktif dapat dioptimalkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah.
Jurnalis: Rizky Syahrul
Editor: Ulfa
