SEMARANG, LINGKAR – Dalam tradisi Jawa, pernikahan bukan sekadar menyatukan dua insan, tetapi juga menyatukan dua garis nasib. Salah satu kepercayaan yang masih sering dibicarakan hingga kini adalah tentang pring sedapur. Lalu, pring sedapur artinya apa?
Secara harfiah, pring sedapur berarti sebatang bambu yang tumbuh dalam satu rumpun. Dalam konteks pernikahan Jawa, istilah ini merujuk pada pasangan yang memiliki weton (hari dan pasaran kelahiran) yang sama persis. Misalnya, keduanya lahir pada Minggu Pon. Masyarakat tradisional percaya, kesamaan ini bisa menjadi pertanda buruk bagi kelangsungan rumah tangga.
Filosofi di Balik Pring Sedapur
Menurut pandangan orang Jawa jaman dahulu, dua batang bambu dalam satu rumpun cenderung bergesekan dan menimbulkan bunyi. Analogi ini menggambarkan bahwa pasangan yang terlalu mirip baik dari karakter maupun nasib berpotensi sering berselisih. Mereka bisa saling memperkuat, namun juga bisa saling menjatuhkan jika tidak ada keseimbangan dalam hubungan.
Pandangan ini diperkuat oleh para ahli pretung atau perhitungan Jawa tradisional. Mereka meyakini bahwa hubungan dengan weton serupa rawan mengalami konflik, sulit berkomunikasi secara emosional, dan tidak mudah kompromi.
Pring Sedaput Menurut Perspektif Modern
Meski masih diyakini oleh sebagian masyarakat terutama suku jawa, banyak generasi muda mulai mempertanyakan relevansi kepercayaan ini. Bagi mereka, pring sedapur artinya hanyalah simbol dalam budaya yang tak harus diikuti secara mutlak.
Psikolog modern juga menilai bahwa kesamaan karakter bukan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan pernikahan. Justru, kunci utama terletak pada komunikasi, komitmen, dan kesiapan mental masing-masing individu. Persamaan bisa menjadi kekuatan, asal dibarengi dengan saling pengertian dan keinginan untuk tumbuh bersama.
Di sisi lain, Tradisi ini menjadi semacam filter dalam perjodohan, menjaga harmoni dan menghindari kemungkinan pertikaian dalam keluarga besar.
Namun di era modern, hal ini mulai bergeser. Banyak pasangan memilih untuk menikah berdasarkan cinta dan logika, bukan semata-mata berdasarkan hitungan weton.
Hal tersebut dibuktikan dengan pasangan yang termasuk kategori pring sedapur ada yang memiliki kehidupan rumah tangga yang harmonis. Mereka membuktikan bahwa takdir bisa dibentuk, bukan hanya ditentukan oleh perhitungan hari lahir semata. (LINGKAR NETWORK)