SALATIGA, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga akan melakukan kajian tentang efisiensi pegawai untuk menurunkan beban anggaran belanja.
Pasalnya, anggaran belanja pegawai di lingkungan Pemkot Salatiga saat ini mencapai 44 persen dari total APBD tahun 2025.
Wali Kota Salatiga, Robby Hernawan, menyatakan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan analisa beban kerja di semua organisasi perangkat daerah (OPD), termasuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salatiga.
“Kita nilai beban kerjanya masing-masing, sehingga kita ketahui beban kerjanya dan akan ada efisiensinya. Memang Salatiga mempunyai anggaran belanja pegawai terlalu tinggi, sampai 44 persen. Itu termasuk TPP (tambahan penghasilan pegawai), gaji, dan lain sebagainya,” kata Robby saat diwawancarai awak media di Kantor Pemkot Salatiga pada Rabu, 23 April 2025.
Robby mengungkapkan, Pemkot Salatiga memiliki target menurunkan anggaran belanja pegawai menjadi 30 persen pada tahun 2027. Maka dari itu, Pemkot Salatiga terus melakukan upaya efisiensi pegawai.
“Target 2027, anggaran belanja pegawai harus 30 persen. Itu sudah harus, mau nggak mau. Itu sudah patokan, tidak boleh enggak. Makanya kita betul-betul sedang melakukan efisiensi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Robby mengungkapkan saat melakukan inspeksi di Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) beberapa waktu lalu, dirinya mendapat laporan bahwa OPD tersebut kekurangan pegawai sebanyak 54 orang. Meski demikian, program kerja di DPKP tidak terhambat dan bisa berjalan dengan baik.
“Ini menunjukan bahwa efisiensi tenaga (pegawai) bisa dilakukan. Dan itu (efisiensi) sudah dilakukan,” ungkapnya.
Selain OPD, efisiensi pegawai juga akan menyasar RSUD Kota Salatiga. Pasalnya, di rumah sakit tersebut saat ini banyak tenaga harian lepas (THL).
“Kita sedang mencarikan solusinya. Industri di Salatiga seperti PT SCI masih membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak. Kemudian investor yang akan masuk juga bisa menyerap tenaga kerja sekitar 2.500 orang. THL yang jumlahnya sekitar 800 atau 1.000 orang kita akan salurkan ke sana. Kalau tidak mau, bukan urusan kita lagi sebab kita sudah mencarikan solusi,” ujarnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)