PATI, Lingkarjateng.id – Hasil tes wawancara dalam rangka seleksi tenaga honorer menjadi pegawai tetap RSUD Soewondo Pati telah keluar pada Jumat, 11 April 2025. Jumlah pegawai yang tidak lolos seleksi pun kian bertambah.
Sebelumnya dari 503 honorer yang ikut seleksi, sebanyak 216 pegawai tidak lolos tes kompetensi dasar (TKD). Lalu pada tahap wawancara pada 10—11 April 2025, terdapat 4 pegawai tidak lolos. Hasilnya total 220 pegawai honorer RSUD Soewondo tidak lolos penyaringan pegawai tetap.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Soewondo Pati Hartotok mengatakan bahwa pegawai tidak tetap yang gagal seleksi akan tetap dipekerjakan hingga masa kontraknya habis, dengan catatan memiliki kinerja yang baik.
“Maksudnya setelah tidak diterima tapi kontraknya masih lama, tapi kalau kinerjanya jelek ya tidak bisa, nanti kan ada teguran-teguran sesuai yang berlaku. Tidak langsung putus sekarang,” jelasnya.
Honorer RSUD Soewondo Pati Gagal Lolos Seleksi Pegawai Tetap Tak Langsung Dipecat
Tahap seleksi belum selesai, selanjutnya masih ada satu tahapan lagi yang harus dilalui para pegawai tidak tetap ini untuk bisa tenang bekerja dengan menyandang status baru sebagai pegawai tetap, yakni tes kesehatan rohani dan pemeriksaan bebas NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan zat adiktif lainnya), yang akan diselenggarakan pada tanggal 12, 14, dan 15 April 2025.
Bupati Pati Sudewo yang meluncurkan kebijakan untuk merasionalisasi jumlah pegawai tidak tetap RSUD Soewondo menjamin, bahwa dalam proses seleksi ini bersih dari praktik suap-menyuap.
Untuk membuktikan komitmennya, Sudewo meminta siapa saja yang tahu ada praktik suap-menyuap dalam seleksi ini, agar dilaporkan padanya.
“Kalau dalam seleksi ini ada yang indikasinya nyogok, tolong dilaporkan kepada kami. Dan jika memang terbukti, pasti saya pecat. Meskipun itu sudah ditetapkan sebagai pegawai tetap, pasti saya pecat. Seleksi ini clear, bebas dari itu (suap-menyuap),” tegas Sudewo.
Ia pun menekankan keinginannya agar RSUD Soewondo Pati menjadi rumah sakit yang baik, punya sumber daya manusia yang baik, dan bisa optimal dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. (Lingkar Network | Nailin RA – Lingkarjateng.id)