PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Kementerian Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) menggelar diskusi pengumpulan data dan informasi dalam rangka penyusunan Dokumen Projek AIBDES pada Lanskap Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Kamis, 13 Maret 2025.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Objek Wisata Weloasri, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, itu melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan Food and Agriculture Organization (FAO), masyarakat desa, aktivis lingkungan, serta tokoh setempat.
Kukuh Bawisantoso, perwakilan dari Ditjen KSDAE, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari inisiasi program bersama antara Kementerian Kehutanan dan FAO, dengan pendanaan dari Global Environment Fund. Program tersebut bertujuan untuk menyusun strategi konservasi hutan berbasis partisipasi masyarakat.
“Kami mendengarkan masukan serta harapan dari masyarakat terkait program yang akan dijalankan. Diskusi ini penting untuk memastikan bahwa kebijakan yang disusun benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal,” ujar Kukuh.
Ia menambahkan bahwa antusiasme masyarakat, termasuk kepala desa dan camat, cukup tinggi dalam menyampaikan masukan terkait pengisian proposal dan dokumen yang dibutuhkan. Selain itu, para penggiat lingkungan lokal turut memberikan informasi penting mengenai kondisi serta tantangan dalam pengelolaan sumber daya alam di wilayah ini.
“Semua aspirasi ini sudah kami catat sebagai dasar dalam penyusunan dokumen proyek,” imbuhnya.
Kukuh juga menyampaikan pesan kepada masyarakat agar tetap aktif berpartisipasi dalam program tersebut.
“Kami di pemerintah pusat selalu memperhatikan kebutuhan masyarakat di tingkat tapak. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi dengan masyarakat. Oleh karena itu, kami berharap masyarakat terus memberikan masukan dan tidak ragu untuk berkomunikasi dengan kami. Kami siap membantu dan mendukung pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Camat Petungkriyono, Hadi Surono, menyatakan dukungannya terhadap program konservasi hutan yang digagas pemerintah. Ia menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.
“Saya ingin memastikan bahwa hutan dan lingkungan di Petungkriyono tetap terjaga dan memberikan dampak positif bagi kemakmuran masyarakat. Selama tiga tahun menjabat sebagai camat, saya sudah menghadapi dua kali bencana, dan saya tidak ingin ada kejadian yang ketiga. Oleh karena itu, upaya pencegahan menjadi prioritas kami,” tegasnya.
Hadi juga berharap masyarakat turut berpartisipasi aktif dalam mendukung program konservasi.
“Hutan yang terjaga akan membawa manfaat besar bagi kita semua. Saya mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan demi masa depan yang lebih baik,” pungkasnya. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Lingkarjateng.id)