PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan kembali menemukan makanan berbuka puasa atau takjil yang mengandung zat berbahaya dalam inspeksi mendadak (sidak) pada 3-6 Maret 2025.
Dari 205 sampel makanan yang diuji, tiga di antaranya terbukti mengandung bahan berbahaya, yakni dua sampel mi basah yang positif formalin dan satu sampel kerupuk usek berwarna merah yang mengandung rhodamin B, pewarna sintetis yang dilarang dalam makanan.
Kepala Dinkes Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto, melalui Sanitarian Muda, Maysaroh saat dikonfirmasi pada Selasa, 18 Maret 2025 menjelaskan bahwa sidak dilakukan di seluruh kecamatan dengan melibatkan empat tim yang terdiri dari petugas Dinkes, Puskesmas, dan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). Sampel yang diuji dipilih berdasarkan riwayat temuan sebelumnya atau indikasi kuat penggunaan bahan berbahaya seperti formalin, boraks, dan pewarna tekstil.
“Meski jumlah temuan menurun dibandingkan tahun lalu, kami masih menemukan makanan yang mengandung zat berbahaya. Tahun 2024 ada lima sampel positif, sementara tahun ini ada tiga,” ungkap Maysaroh.
Pada tahun sebelumnya, dari 204 sampel yang diuji, ditemukan empat makanan mengandung boraks dan satu positif rhodamin B.
Dinkes segera mengambil langkah edukasi terhadap pedagang yang produknya mengandung zat berbahaya. Para pedagang diberi pemahaman mengenai bahaya formalin, boraks, dan rhodamin B yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, mulai dari iritasi hingga risiko kanker dalam jangka panjang.
“Jika setelah pembinaan masih ditemukan pelanggaran, Dinkes akan melibatkan Tim Jejaring Keamanan Pangan Daerah (JKPD) yang terdiri dari Satpol PP, Polres, serta instansi terkait lainnya, untuk melakukan tindakan lebih lanjut.” Tambahnya.
Sebagai upaya memberikan rasa aman kepada masyarakat, lapak pedagang yang produknya lolos uji akan diberikan stiker khusus sebagai tanda bahwa makanan mereka bebas dari zat berbahaya.
Maysaroh mengimbau masyarakat agar lebih selektif dalam memilih takjil dengan memperhatikan warna, tekstur, aroma, serta kebersihan lingkungan tempat berjualan.
“Jika warna makanan terlalu mencolok dan tidak merata, atau beraroma menyengat seperti bahan kimia, sebaiknya dihindari. Pilihlah makanan yang sudah terjamin keamanannya untuk menjaga kesehatan selama Ramadan,” tambahnya. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Lingkarjateng.id)