GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) resmi mengajukan permintaan teknologi modifikasi cuaca (TMC) ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.
Kepala BPBD Kabupaten Grobogan, Wahyu Tri Darmawanto, mengatakan permintaan TMC itu disampaikan saat menerima kunjungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di lokasi tanggul jebol di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, pada Rabu, 12 Maret 2025 lalu.
“Kami sudah melaporkan kepada pimpinan baik tingkat kabupaten provinsi maupun BNPB terkait dengan kondisi saat ini. Kami juga berkoordinasi dengan BBWS,” ujarnya di Grobogan pada Senin, 17 Maret 2025.
Rencananya, TMC dilakukan di hulu Sungai Tuntang tepatnya di Rawa Pening, Salatiga. Hal itu untuk mengurangi dampak dari kiriman debit air dari hulu Sungai Tuntang sehingga perbaikan tanggul dapat selesai lebih cepat.
Saat ini, kata Wahyu, permintaan TMC masih dikaji oleh Pemprov Jateng. Jika disetujui, rencananya TMC akan dilakukan selama 7-10 hari. Hal itu sejalan dengan target penyelesaian perbaikan tanggul oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
Jika dilaksanakan pekan depan, minimal diperlukan 7 hari agar tanggul bisa cepat selesai.
Namun, Wahyu menegaskan bahwa perbaikan tanggul utama tetap dilakukan sembari menunggu keputusan dari pengajuan TMC.
“Dengan memanfaatkan kondisi cuaca cerah,” katanya.
Wahyu juga mengungkapkan bahwa BNPB mendorong upaya lain seperti penguatan tanggul, pengerukan sedimentasi, serta peningkatan tata kelola hutan di daerah hulu agar risiko banjir dapat dikurangi.
Sebelumnya, tanggul Sungai Tuntang yang jebol pada 9 Maret 2025 menghasilkan alur baru yang mengalir ke pemukiman warga di Desa Curug, Tunjungrejo, Tambakan, Tlogomulyo, dan Gaji.
Jebolan tanggul tersebut sudah berhasil ditutup pada Selasa, 11 Maret 2025. Namun, karena naiknya debit air Sungai Tuntang karena tingginya intensitas hujan menyebabkan tanggul kembali jebol pada Minggu, 16 Maret 2025.
Saat ini, aliran baru sudah ditutup dengan tanggul kritis yang tingginya sejajar dengan tanggul utama.
Petugas bekerja 14 jam sehari mulai pukul 08.00-22.00 WIB untuk mengerjakan penutupan dan meninggikan tanggul kritis, mengumpulkan stok material tanah, hingga melakukan perkuatan tanggul dan perapihan. (Lingkar Network | Ahmad Abror – Lingkarjateng.id)