BLORA, Lingkarjateng.id – Pasar Desa Wado, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, terendam banjir setinggi 20 sentimeter (cm) akibat hujan deras yang mengguyur pada Selasa, 25 Februari 2025.
Imbas banjir tersebut, sebagian pedagang memilih untuk berjualan di tepi Jalan Ngraho-Ketuwan sehingga aktivitas jual-beli di dalam Pasar Wado menjadi sepi.
Prapto, salah satu pedagang Pasar Wado, mengaku terpaksa meliburkan dagangannya. Ia mengungkapkan bahwa banjir yang merendam Pasar Wado bukan hal baru untuk para pedagang.
“Kalau setiap hujan selama tiga hingga empat jam pasti selalu banjir,” kata Prapto saat melihat kondisi lapak-lapak di dalam Pasar Wado pada Rabu, 26 Februari 2025.
Ia mengungkapkan bahwa banjir di Pasar Wado selalu terjadi sejak lima tahun belakangan. Menurutnya, banjir tersebut dikarenakan saluran irigasi yang tidak maksimal dalam mengalirkan air. Akibatnya, air meluap dan menggenangi komplek Pasar Wado.
“Sudah lima tahun belakangan ini banjir selalu terjadi di Pasar Wado saat hujan lebat,” katanya.
Prapto mengatakan bahwa banjir yang terjadi saat ini merupakan yang pertama di tahun 2025. Pada tahun sebelumnya, banjir bisa terjadi empat hingga lima kali.
“Tahun kemarin (2024) terjadi tiga kali,” ucapnya.
Imbas adanya banjir, kata Prapto, sebagian pedagang terpaksa meliburkan dagangannya. Namun, sebagian yang lain nekat untuk berjualan di pinggir jalan.
“Tidak bisa berjualan. Banjir merendam 20 centimeter. Banyak lapak yang terendam. Kalau yang parah bisa mencapai 70 sentimeter dari tanah,” tutur Prapto.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora segera menyelesaikan permasalahan banjir di Pasar Wado yang kerap terjadi.
“Harapnya ya Pemda turun ke lapangan, ngecek langsung ke bawah. Kendala masyarakat apa. Kasih solusi (ke masyarakat),” harap Prapto.
Amir, seorang pedagang pakaian yang nekat berjualan di dalam Pasar Wado, mengatakan seluruh dagangan yang ditinggal di dalam pasar dalam kondisi aman. Namun, ia khawatir bila terjadi hujan lebat lagi maka air dipastikan naik lebih tinggi.
“Banjir tahun kemarin (2024) air masuk ke dalam toko. Sebagian pakaian rusak terendam banjir,” keluhnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa dagangannya susah terjual jika terjadi banjir seperti saat ini.
“Kadang pernah laku, namun kalau banjir kayak gini siapa yang mau masuk ke (dalam) pasar?” kata Amir.
Ia berharap kepada Pemkab Blora untuk segera memberi solusi terkait banjir yang kerap kali merendam Pasar Wado.
“Kalau banjir seperti ini tidak bisa bekerja. Semoga saluran air diperbaiki. Sehingga air tidak menggenang saat terjadi hujan lebat,” harap Amir. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)