REMBANG, Lingkarjateng.id – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Rembang mencatat sekira 80 persen sekolah tingkat SMP di wilayah ini masih belum terakses angkutan umum. Berangkat dari situasi prihatin tersebut, pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Rembang Harno-Hanies mencanangkan adanya angkutan gratis untuk anak sekolah.
Angkutan gratis bagi sekolah sendiri tertuang dalam bagian kegiatan di program Harno-Hanies di bidang kesejahteraan masyarakat bidang pendidikan. Konsepnya, Harno akan melakukan inventarisir sekolah-sekolah, terutama setingkat SMP yang selama ini tidak terakses angkutan umum.
Juru bicara Harno-Hanies (Harmonis), Joko Suprihadi menjelaskan konsep program angkutan gratis untuk siswa sekolah adalah menjalin kerja sama dengan angkutan yang sepi muatan.
Joko menjelaskan angkutan tersebut nantinya untuk menjemput dan mengantarkan siswa, rencananya setiap sekolah akan diberikan satu armada. Namun sebelum itu, wacana tersebut akan terlebih dahulu disosialisasikan ke sekolah-sekolah untuk menentukan titik kumpul penjemputan siswa.
“Kami akan sosialisasi ke sekolah untuk menentukan titik kumpul siswa di mana. Dari titik kumpul itu angkutan akan mengantar siswa sampai sekolah. Titik kumpul terjauh dulu berangkatnya, semacam halte sekolah,” jelas Joko.
Harno-Hanies Ciptakan Politik Riang Gembira Lewat Acara Senam
Program ini juga diyakini mampu menekan potensi pelanggaran lalu-lintas yang dilakukan oleh pengendara di bawah umur atau dalam hal ini siswa. Selain itu, potensi kecelakaan lalu-lintas melibatkan pelajar juga bisa diminimalisir.
Kabid Bidang Pembinaan SMP Dindikpora Rembang, Isti Choma Wati saat dikonfirmasi menyebutkan, fakta di lapangan memang hanya sebagian kecil saja sekolah setingkat SMP yang terakses angkutan umum. Angkutan yang saat ini tersedia, kata dia, kurang optimal mengingat jam melintas yang tidak bisa dipastikan.
“Paling yang ada hanya di Pantura, bentuknya bus mini. Hanya saja, jadwalnya tidak bisa dipastikan sehingga siswa yang mengandalkannya bisa kerepotan. Selain itu, juga waktunya siang,” jelas Isti. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)