REMBANG, Lingkarjateng.id – Bupati Rembang, Harno, mengakui kontribusi zakat dari aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang masih belum maksimal.
Oleh karena itu, Harno mengaku siap memotong 2,5 persen gajinya sebagai bupati untuk membayar zakat agar dapat menjadi teladan bagi ASN Pemkab Rembang.
“Kita berusaha bersama-sama untuk menyadarkan bapak-bapak dan ibu-ibu yang memiliki kewajiban (zakat). Termasuk saya sendiri sebagai bupati harus memberi contoh. Maka gaji saya nanti bisa langsung dipotong. Kalau hanya berbicara saja, percuma. Saya siap menjadi teladan di depan,” katanya dalam kegiatan santunan anak yatim-piatu bersama Baznas Rembang di Pendopo Museum Kartini pada Selasa, 25 Maret 2025.
Harno berharap langkah tersebut dapat meningkatkan pengumpulan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) di Baznas sehingga manfaatnya bisa dirasakan lebih luas oleh masyarakat Kabupaten Rembang.
Selain itu, upaya tersebut juga diharapkan dapat membantu pencapaian target ZIS pada 2025.
“Intinya capaian Baznas bisa meningkat dan ke depan bisa memberikan manfaat lebih banyak,” katanya.
Sementara itu, Ketua Baznas Rembang, Mohammad Ali Anshory, mengungkapkan bahwa target ZIS pada 2025 ini sebesar Rp 11,3 miliar.
Sebelumnya, realisasi ZIS pada 2024 hanya mencapai sekitar Rp 4,7 miliar dari target Rp 10,3 miliar.
Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Baznas, terlebih dengan kenaikan target sebesar Rp 1 miliar pada 2025.
“Jadi, tantangan Baznas masih cukup besar untuk bisa memberikan manfaat kepada umat, utamanya dari para muzakki, munfiq, dan mushaddiq,” ujarnya.
Untuk mencapai target tersebut, Baznas berharap Bupati Rembang dapat mendorong ASN agar lebih aktif dalam menyalurkan zakat, infak, dan sedekah.
“Mohon berkenan kepada Bapak Bupati bagaimana caranya agar perolehan zakat, infak, dan sedekah di Baznas bisa meningkat,” pungkasnya. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)