PATI, Lingkarjateng.id – Rapat Koordinasi (Rakor) tentang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan penanggulangan GAKY melalui kemandirian desa. Rakor tersebut digelar di Ruang Rapat Garuda Bappeda Pati, pada Jumat, 12 Mei 2023.
Rakor dipimpin langsung oleh Kepala Bappeda, DR. Muhtar., S.IP, MM. dan dihadiri oleh stakeholder terkait antara lain, Dinkes, Dispermades, Diskominfo, Bagian Kesra Setda Pati, TP. PKK Kab. Pati, juga dihadiri oleh perwakilan dari NI (Nutrition International) serta perwakilan dari Fatayat NU Pati.
Dalam rakor tersebut, Kepala Bappeda menekankan agar terus meningkatkan monitoring peredaran garam yang ada di masyarakat.
“Agar memenuhi standar yodium yang disyaratkan,” kata Kepala Bappeda Pati.
Ia mengatakan, monitoring bisa dilakukan dengan menggandeng PKK dan Fatayat NU.
“Bisa dilakukan dengan menggandeng elemen masyarakat yang ada, misalnya PKK dan Fatayat NU,” tuturnya.
Garam beryodium merupakan salah satu bentuk pencegahan defisiensi yodium yang mudah diterapkan. Namun perlu diperhatikan penggunaannya untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari garam beryodium.
Penggunaan yang dianjurkan yaitu untuk menambahkan garam meja beryodium setelah memasak untuk mencegah kehilangan akibat suhu panas, serta menyimpan dalam ruangan tertutup, suhu ruangan, dan jauh dari sinar matahari.
“Hal terpenting dalam penanggulangan GAKY adalah kesadaran masyarakat akan GAKY serta kesadaran arti penting yodium bagi pertumbuhan fisik dan intelektual,” kata Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Pati, Ida Istiani yang turut hadir dalam rakor tersebut.
Ia juga setuju akan pentingnya kerja sama untuk mengatasi masalah GAKY, misalnya dengan menggandeng elemen masyarakat.
Acara tersebut diakhiri dengan penyerahan bantuan alat dari NI berupa Mini Laboratorium Titrasi sebanyak 15 unit. Alat tersebut berfungsi untuk mengetahui kandungan yodium di dalam garam konsumsi. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)
