• Box Redaksi
  • Kontak & Info Iklan
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Developer
Senin, Juni 2, 2025
lingkarjateng.id
  • BERANDA
  • REGIONAL
    • Pati Hari Ini
    • Kudus Hari Ini
    • Rembang Hari Ini
    • Blora Hari Ini
    • Demak Hari Ini
    • Jepara Hari Ini
    • Kendal Hari Ini
    • Grobogan Hari Ini
    • Semarang Hari Ini
    • Batang Hari Ini
    • Salatiga Hari Ini
    • Pekalongan Hari Ini
  • POLITIK
  • PERISTIWA
  • ARTIKEL
    • Wisata
    • Guru Menulis
    • Inspiratif
    • Keagamaan
    • Opini
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • REGIONAL
    • Pati Hari Ini
    • Kudus Hari Ini
    • Rembang Hari Ini
    • Blora Hari Ini
    • Demak Hari Ini
    • Jepara Hari Ini
    • Kendal Hari Ini
    • Grobogan Hari Ini
    • Semarang Hari Ini
    • Batang Hari Ini
    • Salatiga Hari Ini
    • Pekalongan Hari Ini
  • POLITIK
  • PERISTIWA
  • ARTIKEL
    • Wisata
    • Guru Menulis
    • Inspiratif
    • Keagamaan
    • Opini
No Result
View All Result
lingkarjateng.id
No Result
View All Result
Home Artikel

Hasilkan 45 Ton Maggot per Bulan, Arky : Pasar Butuh 300 Ton

Admin by Admin
Senin, 07-Nov-2022
in Artikel, Inspiratif
Hasilkan 45 Ton Maggot Perbulan Arky Gilang Pasar Butuh 300 Ton
967
VIEWS
Bagikan di WhatsAppBagikan di FacebookBagikan di Twitter

Banyumas, Lingkarjateng.id – Bagi sebagian besar masyarakat, sampah rumah tangga mungkin merupakan sesuatu yang menjijikkan karena baunya tidak enak dan mengundang kerumunan lalat.

Akan tetapi bagi Arky Gilang Wahab (36), sampah rumah tangga, khususnya sampah-sampah organik, justru memberi berkah tersendiri dan membuat namanya makin dikenal berkat budi daya maggot.

Daftar Isi :

  • 1 Mengapa Membudidaya Maggot?
  • 2 Volume Produksi maggot
  • 3 Permintaan Maggot Tergolong Tinggi
  • 4 Membuka Kemitraan di Luar Daerah
  • 5 Rencana Pengembangan Budidaya Maggot

Mengapa Membudidaya Maggot?

Berawal dari kepeduliaannya terhadap lingkungan, sarjana teknik geodesi itu bersama rekan-rekannya membentuk kelompok swadaya masyarakat (KSM) untuk mengelola sampah organik di kampung halamannya, Desa Banjaranyar, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, pada Tahun 2018.

5-Rekomendasi-Cafe-di-Kudus-yang-Cocok-untuk-Meet-Up

10+ Rekomendasi Cafe di Kudus yang Cocok untuk Meet Up

24 April 2025
5-Rekomendasi-Objek-Wisata-Religi-di-Magelang

10+ Rekomendasi Objek Wisata Religi di Magelang

24 April 2025

Dari situlah, Arky mulai mencoba untuk membudidayakan maggot (larva lalat) atau black soldier fly atau BSF (Hermetia illucens L.) dengan memanfaatkan sampah organik yang dia kelola bersama rekan-rekannya.

Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2009 itu pun melakukan riset guna mencari formulasi maggot yang sesuai untuk pakan ikan dan binatang peliharaan tertentu.

Setelah riset berjalan, Arky mulai menghidupkan kembali kelompok pembudi daya ikan di Desa Banjaranyar sebagai pengguna maggot yang dihasilkan KSM pengelola sampah organik.

Tidak hanya itu, kompos yang dihasilkan dari tempat penampungan sampah organik KSM Desa Banjaranyar pun dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi kelompok tani setempat.

Kendati telah sukses mengelola sampah organik di desanya melalui budi daya maggot, langkah Arky tidak berhenti sampai di situ karena dia terus berupaya membantu menyelesaikan permasalahan sampah di desa-desa lainnya yang ada di Kabupaten Banyumas.

Keseriusan dan ketekunannya dalam mengelola sampah melalui budi daya maggot tersebut telah mengantarkan Arky Gilang meraih apresiasi Satu Indonesia Award 2021 Tingkat Nasional Bidang Lingkungan.

Apresiasi tersebut menjadikan Arky makin dipercaya oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas untuk ikut serta mengelola sampah di wilayah yang memiliki potensi sampah secara keseluruhan mencapai kisaran 150 ton per hari itu.

Ia pun terlibat dalam pengelolaan sampah di sejumlah tempat pengolahan sampah terpadu reduce, reuse, recycle (TPST 3R) dan tempat pembuangan akhir (TPA) di Kabupaten Banyumas.

Bahkan saat sekarang, dia juga tengah menyiapkan mitra pengelola sampah di Kabupaten/Kota Tegal, Kabupaten/Kota Pekalongan, Kabupaten Klaten, Kabupaten/Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten/Kota Magelang, dan Kabupaten Gunungkidul.

“Ada yang baru memulai, ada yang masih kecil, ada yang kemampuannya kami tingkatkan, tahapannya beda-beda sih,” ujar Arky.

Dalam waktu dekat, ia juga mendapat amanah untuk mengelola sampah di beberapa tempat wisata, salah satunya Taman Safari Indonesia. Selain itu, dia juga sedang membuat tempat pengolahan sampah di Kota Depok, Jawa Barat.

Arky mengakui apresiasi Satu Indonesia Award 2021 yang diraihnya telah menaikkan citra positif kegiatan pengelolaan sampah dan budi daya maggot yang dia tekuni selama ini.

Volume Produksi maggot

Terkait dengan volume sampah yang dia kelola di luar TPST 3R dan TPA, Arky mengatakan jika sebelumnya rata-rata hanya 10 ton per hari, saat sekarang sudah mencapai 30 ton per hari, khusus untuk wilayah Banyumas.

Jika sebelumnya hanya mampu meroduksi sekitar 5 kuintal maggot basah (larva hidup) per hari, saat sekarang bisa mencapai 15 kuintal maggot basah per hari atau setara 45 ton per bulan, sebagian di antaranya diproduksi sebagai maggot kering.

Permintaan Maggot Tergolong Tinggi

Meskipun per bulan sudah menghasilkan 45 ton, produksi maggot tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan industri di dalam negeri yang permintaannya tergolong tinggi.

Dalam hal ini, Arky mencontohkan salah satu industri membutuhkan pasokan maggot sebanyak 30 ton per bulan, namun pihaknya baru bisa memenuhi sebanyak 4 ton per bulan. Sementara industri lainnya yang membutuhkan 60 ton per bulan, namun pihaknya baru suplai 2 ton.

Ia mengakui ada empat industri yang sementara ini belum bisa dipasok sesuai dengan kebutuhan. Bahkan jika dihitung, kata dia, ada yang kebutuhannya mencapai 300 ton per bulan, namun maggot yang disuplai masih sedikit.

Tingginya permintaan maggot dari sejumlah industri itu berawal dari coba-coba ketika pihaknya bekerja sama dengan akademisi beberapa perguruan tinggi terkait dengan budi daya maggot.

Hingga akhirnya beberapa kalangan industri mencoba menggunakan maggot yang diproduksi Arky. Setelah uji coba tersebut berhasil, muncullah permintaan, namun pihaknya belum mampu untuk memenuhi seluruh permintaan industri.

Membuka Kemitraan di Luar Daerah

Dengan demikian, pihaknya menyuplai kebutuhan maggot tersebut sesuai dengan kemampuan produksi yang ada.

Oleh karena itulah, dia mengembangkan mitra-mitra pembudi daya maggot di luar wilayah Banyumas guna memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi.

Hal itu sesuai dengan semangat Satu Indonesia, yakni semangat untuk berbagi dengan mitra pengelola sampah di berbagai daerah di Pulau Jawa meskipun dia menginginkan mitranya tersebar di seluruh Indonesia.

Salah satu mitra yang sudah mengimplementasikan kegiatan pascapanen dan pengeringan itu berada di Pekalongan dan Semarang.

Ia pun berencana untuk membuka kegiatan industri kecil semacam UMKM pada akhir Januari 2023 untuk kegiatan pascapanen mitra pembudi daya maggot di beberapa wilayah. “Target kami di 10 titik,” kata Arky.

Sebagai salah satu wujud komitmen untuk menyelesaikan masalah sampah, dia juga telah menyiapkan sebuah aplikasi untuk memublikasikan volume sampah di masing-masing daerah yang berhasil diselesaikan melalui program kemitraan tersebut.

Hal itu sebagai bentuk pertanggungjawaban atas amanah yang diemban dalam menyelesaikan permasalahan sampah di masyarakat.

Rencana Pengembangan Budidaya Maggot

Kini, Arky berkomitmen untuk terus fokus terhadap pengelolaan sampah. Bahkan, dia mengaku saat sekarang berada pada posisi minoritas untuk beberapa kegiatan yang pernah ditekui sebelumnya.

Dalam pengelolaan sampah, jika lengah sedikit saja bisa menjadi “bom waktu”. Jika sampah tidak diselesaikan hari ini, volumenya akan bertambah pada keesokan harinya.

Bahkan, sosok yang benar-benar layak menyandang sebutan pahlawan tanpa tanda jasa adalah para pengelola sampah, khususnya mereka yang setiap harinya bertugas memungut sampah di rumah-rumah warga.

Akan tetapi rumah tangga penghasil sampah tersebut yang notabene membayar iuran sekitar Rp30 ribu per bulan atau rata-rata Rp1.000 per hari, sering kali sangat marah ketika sampahnya telat diambil.

Kendati demikian, para pemungut sampah rumah tangga itu tetap senang dalam menjalankan tugasnya agar terwujud lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah. (Lingkar Network – Lingkar.news)

Tags: ArtikelInspiratifSosok inspiratif
Previous Post

Pj Bupati Jepara Serahkan Bantuan untuk Bocah Korban Penganiayaan

Next Post

Digelar di Kudus, 2.015 Santri Antusias Ikuti Porsadin VI Jawa Tengah

Post Terkait

ILUSTRASI: Kegiatan mahasiswa Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). (IPDN/Lingkarjateng.id)
Artikel

Melihat Profil IPDN, Sekolah Kedinasan Dibawah Naungan Kemendagri

by Ulfa Puspa
30 Mei 2025

Lingkarjateng.id – Sekolah kedinasan bisa menjadi pilihan bagi calon mahasiswa yang ingin berkuliah secara gratis dan memiliki peluang kerja di...

Read moreDetails
Gedung utama 1 IPDN Jatinangor, Sukabumi. (Ipdn.ac.id)

Sejarah IPDN yang Jadi Lokasi Retret Kepala Daerah Gelombang II

30 Mei 2025
image 1

11 Tempat Ziarah di Magelang yang Sarat dengan Sejarah

13 Mei 2025
Monumen Bandeng Pati

9 Wisata Religi di Kabupaten Pati

24 April 2025
5-Rekomendasi-Objek-Wisata-Religi-di-Demak

10 Rekomendasi Objek Wisata Religi di Demak

24 April 2025
Load More

BERITA UTAMA

Nasi Opor Panggang Sunggingan yang merupakan kuliner khas Kabupaten Kudus. (Nisa Hafizhotus S./Lingkarjateng.id)
Kudus Hari Ini

Nasi Opor Panggang Sunggingan, Kuliner Legendaris Khas Kudus

by Rosyid
1 Juni 2025

KUDUS, Lingkarjateng.id - Salah satu kuliner yang bisa dicicipi ketika datang ke Kudus adalah Nasi Opor...

Read moreDetails
BERENANG: Tampak wisatawan sedang bermain di kolam renang Bukit Karetan, Kabupaten Kudus. (Nisa Hafizhotus. S/Lingkarjateng.id)

Bukit Karetan Kudus Tawarkan Suasana Berenang di Lereng Gunung Muria

31 Mei 2025
KIRAB: Kirab Tebokan Jenang yang menjadi daya tarik budaya di Desa Wisata Kaliputu, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. (Nisa Hafizhotus.S/Lingkarjateng.id)

Jelajah Desa Wisata Kaliputu Kudus: Dari Budaya hingga Bikin Jenang Tradisional

30 Mei 2025
FOTO BERSAMA: Kepala Dinkes Kudus, Andini Aridewi (kelima kiri), bersama Ketua TP PKK Kudus, Endhah Endayani Sam’ani Intakoris (keenam kiri) dan peserta seminar Hari Lanjut Usia di Gedung Sekda Kudus pada Rabu, 28 Mei 2025. (Fahtur Rohman/Lingkarjateng.id)

Seminar Hari Lansia di Kudus: Dorong Lansia Sehat, Mandiri, dan Bahagia

28 Mei 2025
BIMTEK: Petugas promosi kesehatan dari puskesmas se-Kabupaten Kudus menjalani bimbingan teknis Evaluasi Promosi Kesehatan di Gedung PPNI Kudus pada Selasa, 27 Mei 2025. (Fahtur Rohman/Lingkarjateng.id)

Bimtek Promkes, Petugas Puskesmas se-Kudus Diajak Lebih Responsif dan Humanis

27 Mei 2025

BERITA TRENDING

BERENANG: Tampak wisatawan sedang bermain di kolam renang Bukit Karetan, Kabupaten Kudus. (Nisa Hafizhotus. S/Lingkarjateng.id)
Kudus Hari Ini

Bukit Karetan Kudus Tawarkan Suasana Berenang di Lereng Gunung Muria

by Ulfa Puspa
31 Mei 2025

KUDUS, Lingkarjateng.id - Bukit Karetan bisa menjadi salah satu pilihan ketika berwisata di Kabupaten Kudus. Daya tarik utama Bukit Karetan...

Read moreDetails
Sejumlah motor dan truk yang terlibat kecelakaan di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga rusak parah, Sabtu, 31 Mei 2025. (Dok.Polres Salatiga/Lingkarjateng.id)

Kronologi 2 Truk dan 6 Motor Terlibat Kecelakaan Beruntun di JLS Salatiga

31 Mei 2025
Tim kuasa hukum 8 anggota koperasi BLN Salatiga menjelaskan kasus yang dialami kliennya kepada wartawan di Salatiga, Sabtu, 31 Mei 2025. (Angga Rosa/Lingkarjateng.id)

Koperasi Bahana Lintas Nusantara Salatiga Digugat Rp 3,1 Triliun oleh Anggota

1 Juni 2025

Post Terbaru

Rakernas ke-3 Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, pada Desember 2024 lalu. (Nailin RA/Lingkarjateng.id)

Munas II JMSI Akan Digelar di Hall Dewan Pers Jakarta

1 Juni 2025
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen. (Dok. Pemprov Jateng/Lingkarjateng.id)

Pemprov Jateng Terbitkan Pergub Pesantren, Atur Insentif Guru hingga Beasiswa Santri

1 Juni 2025
Jajaran Polresta Pati saat menertibkan karnaval sound horeg di Desa Bulumulyo, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, Minggu, 1 Juni 2025. (Dok. Polresta Pati/Lingkarjateng.id)

Karnaval Sound Horeg di Batangan dan Jaken Pati Dihentikan Polisi

1 Juni 2025
Nasi Opor Panggang Sunggingan yang merupakan kuliner khas Kabupaten Kudus. (Nisa Hafizhotus S./Lingkarjateng.id)

Nasi Opor Panggang Sunggingan, Kuliner Legendaris Khas Kudus

1 Juni 2025
lingkarjateng.id

Lingkarjateng.id adalah media online yang menerbitkan berita terbaru dan teraktual di wilayah Jawa Tengah, berita yang kami terbitkan padat mendalam dan terpercaya, meliputi info wilayah Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kudus, Kabupaten Demak, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Grobogan, Kota Salatiga dan Kabupaten Batang

Follow Us

  • Box Redaksi
  • Kontak & Info Iklan
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Developer

© 2021 Lingkarjateng.id - Mendalam Terpercaya

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Jateng Hari Ini
    • Kesehatan
    • Bisnis & Ekonomi
    • Wisata
    • Hukum dan Kriminal
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Teknologi & Informatika
  • Regional
    • Pati Hari Ini
    • Kudus Hari Ini
    • Jepara Hari Ini
    • Rembang Hari Ini
    • Blora Hari Ini
    • Kendal Hari Ini
    • Demak Hari Ini
    • Grobogan Hari Ini
    • Semarang Hari Ini
    • Batang Hari Ini
    • Salatiga Hari Ini
  • Politik & Pemerintahan
  • Artikel
    • Inspiratif
    • Guru Menulis
  • Lingkar TV
  • Box Redaksi
  • Kontak & Info Iklan

© 2021 Lingkarjateng.id - Mendalam Terpercaya