Antisipasi Bencana, Basarnas Semarang Siagakan Alat Berat

LATIHAN: Satu regu tim Basarnas Semarang yang sedang dilatih mempersiapkan peralatan penunjang keselamatan dan bencana. (Adhik Kurniawan/Lingkarjateng.id)

LATIHAN: Satu regu tim Basarnas Semarang yang sedang dilatih mempersiapkan peralatan penunjang keselamatan dan bencana. (Adhik Kurniawan/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kantor SAR Semarang telah menyiagakan sarana alat berat seperti ekskavator dan mobil rescue yang berisi peralatan ekstrikasi (sejenis peralatan untuk mengevakuasi korban kecelakaan, Red). Langkah ini sebagai tindak lanjut informasi dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah tentang bahaya longsor dari curah hujan yang tinggi.

Kepala Basarnas atau Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang, Heru Suhartanto mengatakan, terkait antisipasi daerah rawan longsor dan curah hujan tinggi pada Februari tahun 2022 ini, pihaknya telah menyiagakan tim beserta sarana prasarana.

“Basarnas akan melakukan sesuai tugas, pokok, dan fungsinya, mulai kesiapsiagaan dengan siaga 24 jam. Kami siap digerakan kapan saja dan dimana saja apabila ada yang membutuhkan,” kata Heru, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (1/2).

Alarm BMKG Kembali Menyala, BASARNAS Semarang Persiapan Antisipasi Bencana

Untuk bencana longsor, jelas dia, penanganan akan fokus pada pencarian korban. Dia menyiagakan kendaraan berat seperti ekskavator dan rescue car compartment yang berisikan peralatan ekstrikasi.

Lebih lanjut, selain peralatan, Heru juga memperhatikan kesiapan personel rescuer di wilayah kerjanya. Di kantor Semarang sendiri, disiagakan empat tim dan terdiri tujuh rescuer.

“Untuk di Kansar Semarang terdapat 2 kendaraan ekskavator, rescue car dan rescue truck compartment. Termasuk alat pemotong atau cainshaw ada di kantor, pos dan unit,” jelas Heru.

Lebih jelasnya, tiga pos SAR dan satu unit disiagakan dalam antisipasi bencana longsor. Pihaknya juga mempunya tiga pos di daerah Jepara, Wonosobo dan Borobudur. “Rinciannya di Jepara 13 personel, Wonosobo 8 personel, Surakarta 17 personel dan Unit Siaga Borobudur 6 personel. Mereka menyiapkan peralatan ekstrikasi yang menyatu dengan rescue car masing-masing 1 set,” terang Heru.

400 Relawan Gabungan Kota Semarang Siaga Tanggulangi Bencana

Diketahui, masing-masing pos dan unit siaga dilengkapi dengan empat sampai enam perahu karet lengkap dengan motor tempel untuk evakuasi korban banjir. Sedangkan mengenai Tugas pokok dan Fungsinya (Tupoksi), pihaknya memaparkan bahwa Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang tidak berbayar atau gratis.

Diberitakan sebelumnya, Kepala ESDM Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, curah hujan tinggi dapat menambah bobot tanah yang berpotensi mengakibatkan longsor.

“Daerah merah (lereng dan sekitarnya) itu kan, menjadi potensi longsor jika ada yang menggangu. Contohnya gangguan lereng yang terdiri dari penambahan bobot tanah dan pengurangan daya dukung lereng karena adanya penambahan air dari curah hujan yang mengisi masa tanah,” ujar Sujarwanto, Minggu (30/1) lalu.

Adanya peringatan tersebut, Sujarwanto minta masyarakat waspada dengan daerah-daerah lereng dan sekitarnya. Selain itu, peringatan tersebut juga menjadi petunjuk teknis kepada sektor penanganan di masing-masing kabupaten dan kota. 

Lebih lanjut, kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tiap wilayah agar bisa siaga sekaligus koordinasi dengan aparat sekitar termasuk memberi surat peringatan potensi longsor kepada masyarakat sekitar. Tidak sampai di situ, pihaknya mendorong ada antisipasi dini dengan memperkuat lereng dan sekitarnya. (Lingkar Network | Adhik Kurniawan – Koran Lingkar)

Exit mobile version