SEMARANG, Lingkarjateng.id – Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti menanggapi wacana Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) yang berencana kembali memberlakukan enam hari sekolah untuk jenjang SMA/SMK.
Agustina menegaskan bahwa pihaknya akan bersikap hati-hati sebelum mengambil keputusan. Pihaknya menilai setiap perubahan kebijakan pendidikan harus memastikan manfaat secara nyata bagi siswa dan keluarga.
Agustina menyatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tidak menutup kemungkinan menerapkan kembali enam hari sekolah untuk jenjang SD, SMP, hingga TK dan PAUD.
Namun, ia menekankan bahwa keputusan harus diambil melalui proses kajian komprehensif.
“Kita sudah berkoordinasi dengan pusat. Yang jelas, harus ada kajian mendalam dari Bappeda sebelum mengambil keputusan,” ujarnya, Selasa, 25 November 2025.
Apabila nantinya pola enam hari sekolah diberlakukan lagi, Agustina menilai perlu disiapkan aktivitas pendukung di luar jam pelajaran agar siswa tetap mendapatkan manfaat tambahan.
Ia menyebut perubahan itu justru dapat membuka ruang untuk kegiatan positif yang membantu perkembangan karakter maupun kemampuan akademik anak.
Menurutnya, berbagai kegiatan sore hari bisa menjadi sarana pembinaan sekaligus mengurangi potensi aktivitas negatif.
“Anak-anak bisa mengikuti kegiatan sore yang positif, seperti mengaji atau les menari. Ini bisa jadi keterampilan tambahan dan menghindarkan mereka dari hal-hal negatif,” jelasnya.
Agustina juga mendorong pengembangan kegiatan akademik seperti les Bahasa Inggris atau Matematika, serta kegiatan seni yang bisa ditampilkan dalam acara tingkat kampung, misalnya perayaan Agustusan.
Sementara itu, Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Semarang, Setyo Budi, menyebut pelaksanaan lima hari sekolah sejauh ini tidak menimbulkan kendala berarti.
“Sejauh ini belum ada hambatan, jadi kita harus ada pertimbangan, sepertin dahulu untuk memberlakukan lima hari kan ada uji coba, begitu,” ujarnya.
Pemkot Semarang kini menunggu hasil kajian Bappeda sebelum menentukan sikap terhadap wacana kebijakan enam hari sekolah tersebut.
Jurnalis: Syahril Muadz
Editor: Rosyid
































