SALATIGA, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) terus berupaya melakukan pemberdayaan baik pada warga usia produktif dan lanjut usia (lansia).
Kepala DP3APPKB Kota Salatiga, Yuni Ambarwati, mengatakan bahwa program pemberdayaan tidak hanya difokuskan pada warga usia produktif namun juga menyasar lansia. Ini dilakukan agar warga lansia juga bisa tetap produktif dan memiliki kegiatan positif.
“Jadi kami tidak hanya fokus di usia produktif. DP3APPKB juga menjangkau pemberdayaan di usia lansia. Kami punya mimpi salatiga menjadi ramah lansia,” ujarnya saat memaparkan program kerja di hadapan Tim Verifikasi Lapangan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) di Ruang Kalitaman Gedung Setda Salatiga pada Rabu, 15 November 2023.
Yuni mengatakan bahwa DP3APPKB Salatiga akan mendirikan beberapa sekolah lansia lagi agar program pemberdayaan ini bisa merata.
“Tahun ini kami telah membentuk dua sekolah lansia. Sudah ada beberapa lansia-lansia tangguh yang sudah diwisuda. Kami juga sudah membentuk forum-forum anak di Kota Salatiga,” ujarnya.
Sedangkan terkait penyelenggaraan Pengarusutamaan Gender (PUG), Penjabat Wali Kota Salatiga, Sinoeng N. Rachmadi, pada kegiatan tersebut menyampaikan bahwa pemerintah telah berupaya menerapkan kesetaraan gender di kota kecil ini.
“Untuk itu, dalam konteks anggaran berbasis gender, Alhamdulilah kami sudah lakukan. Dari tahun ke tahun di antara 30 perangkat daerah kami sebesar Rp21 miliar dan tahun 2022 kemarin meningkat menjadi Rp22 miliar kurang lebih,” paparnya.
Oleh karena itu, lanjut Sinoeng, kegiatan tentang responsi gender tidak boleh dikurangi atau dihapus. Sehingga tahun 2023 ini agak signifikan peningkatannya menjadi Rp45 miliar.
Dia menyatakan, beberapa kebijakan yang kerap diberikan kepada SKPD/OPD juga berkaitan dengan pemberdayaan perempuan.
“Maka kalau ada pelatihan UMKM, undangan rapat atau apapun itu saya mengimbau kepada teman-teman diutamakan peserta perempuan. Alhamdulilah peserta biasanya didominasi perempuan,” ucapnya.
Di sisi lain, Analis Kebijakan Ahli Muda Kementerian PPPA selaku Tim Verifikasi Lapangan, Maya Septiana, mengapresiasi langkah Pemkot Salatiga yang telah mengesahkan perwali tentang PUG.
Menurutnya, melalui evaluasi mandiri yang telah diberikan DP3APPKB Kota Salatiga kepada tim verifikasi ini memang sudah layak dan mampu untuk meningkatkan PUG lebih lagi.
“Ini sudah capaian yang luar biasa, IPG, IDG, tadi sudah di atas angka rata-rata nasional dan juga provinsi. Jadi dengan itu sudah selayaknya lah salatiga mampu memberikan sebuah capaian kesejahteraan masyarakatnya dengan melihat apa yang menjadi isu terkait dengan perempuan dan laki-laki,” pungkasnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Koran Lingkar)