PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid (Aaf), menyampaikan Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2026 dalam rapat paripurna DPRD Kota Pekalongan di Gedung Diklat, Senin, 15 September 2025.
Dalam pengantarnya, Aaf menegaskan bahwa APBD merupakan instrumen fiskal penting sebagai pedoman pemerintah daerah dalam pelayanan publik dan pembangunan.
“Anggaran ini menjadi instrumen penting untuk mendukung keberlanjutan pembangunan Kota Pekalongan,” ucapnya.
RAPBD 2026 menargetkan pendapatan daerah Rp1,032 triliun, naik tipis 0,15 persen dari perubahan APBD 2025.
Dari jumlah tersebut, Pendapatan Asli Daerah (PAD) diproyeksikan Rp298,54 miliar dan pendapatan transfer Rp733,83 miliar. Komposisi pendapatan masih didominasi transfer dari pusat dan provinsi, yakni sekitar 71,08 persen, sedangkan kontribusi PAD baru mencapai 28,92 persen.
Belanja daerah 2026 direncanakan Rp1,045 triliun atau turun 4,17 persen dari tahun sebelumnya. Alokasi belanja terdiri dari Belanja Operasi Rp949,29 miliar, Belanja Modal Rp92,59 miliar, dan Belanja Tidak Terduga Rp3,48 miliar.
Adapun arah kebijakan belanja diarahkan untuk mendukung program prioritas, antara lain bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), jaminan kesehatan berbasis KTP, bantuan peralatan sekolah, peningkatan posyandu, dukungan bagi RT/RW, beasiswa bagi guru dan tenaga kesehatan, serta pengelolaan persampahan.
Wali Kota pada kesempatan itu juga menekankan adanya kebutuhan tambahan anggaran akibat kerusakan fasilitas pemerintah pascaaksi massa pada 30 Agustus 2025.
“Pemulihan pelayanan publik menjadi prioritas tambahan yang harus segera ditangani,” ungkapnya.
Selain itu, RAPBD 2026 mencatat penerimaan pembiayaan sebesar Rp18 miliar dari perkiraan SiLPA 2025, dengan pengeluaran pembiayaan Rp5 miliar untuk dana cadangan dan penyertaan modal daerah.
Ia berharap DPRD dapat membahas RAPBD 2026 secara mendalam sebelum disepakati menjadi peraturan daerah.
“Kami berharap rancangan ini bisa diterima dan dibahas bersama secara konstruktif,” pungkasnya.
Jurnalis: Fahri Akbar
Editor: Ulfa

































