SEMARANG, Lingkarjateng.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Semarang mengimbau kepada para nelayan untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi. Hal itu juga ditujukan kepada masyarakat yang tinggal di area Pesisir Utara Jawa Tengah (Jateng).
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Tanjung Emas Semarang Retno Widyaningsih menyebut, BMKG memprakirakan potensi gelombang tinggi akan terjadi sampai 11 Desember 2021.
“Diperkirakan memang tanggal 8-11 berpotensi terjadi gelombang tinggi. Namun saat ini dari pantauan kami, tinggi gelombang masih terbilang kondusif. Kemarin (9/12) ketinggian gelombang hanya sampai 1,5 meter saja. Namun diperkirakan tanggal 11 Desember gelombang tinggi bisa mencapai dua meter,” ujarnya, Jumat (10/12).
BMKG Semarang Imbau Waspadai Bencana Hidrometeorologi
Kendati demikian, ia mengungkapkan, potensi adanya gelombang tinggi tersebut tidak berlangsung lama. Meskipun gelombang tinggi terjadi pada musim hujan atau musim barat. “Tetapi gelombang tinggi ini terjadi tidak lama, biasanya akan ada jedanya. Kebetulan sekarang kondisi jedanya kami pantau sedang bagus,” jelasnya.
Oleh karenanya, ia meminta kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah pesisir untuk selalu memerhatikan informasi dari BMKG Semarang. Khususnya bagi mereka yang tinggal dan beraktivitas di Pesisir Utara Jawa.
“Jadi jika ada peringatan dini yang dikeluarkan BMKG terkait dengan tinggi gelombang, kami mohon untuk dicermati dan diwaspadai,” tuturnya.
Bahkan, ia menganjurkan kepada para nelayan untuk menunda aktivitas tangkap ikan di laut, saat terjadi gelombang tinggi. Menurutnya hal itu cukup membahayakan bagi keselamatan nelayan.
“Apalagi kalau memang sekiranya kapalnya itu tidak aman untuk tinggi gelombang yang diinformasikan oleh BMKG, lebih baik mohon untuk ditunda kegiatan berlayarnya. Mungkin bisa dialihkan untuk mengelola hasil tangkapannya atau mengelola peralatan,” kata Retno.
Selain waspada gelombang tinggi, ia meminta kepada masyarakat yang beraktivitas di Pesisir Utara Jawa Tengah untuk waspada kemungkinan terjadinya banjir rob atau banjir pesisir.
“Banjir rob tentu akan memengaruhi aktivitas usaha di wilayah pesisir, seperti pertambakan, ladang garam, budidaya mangrove, pengolahan ikan hasil tangkapan,” terangnya.
Ia mengatakan BMKG akan mengeluarkan peringatan dini jika ditemukan tanda-tanda terhadap potensi gelombang tinggi ataupun potensi terjadi banjir rob. “Jadi sekali lagi kami mohon untuk memerhatikan informasi yang dikeluarkan BMKG,” tandasnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)