SEMARANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggagas program sekolah kemitraan untuk memperluas akses pendidikan agar lebih merata dan berkeadilan.
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengatakan melalui sekolah kemitraan pemerintah membuka pintu-pintu sekolah swasta bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, tanpa memungut biaya kepada orang tua.
“Pendidikan adalah investasi masa depan. Negara harus hadir memastikan anak-anak tetap bersekolah. Ini gratis bagi siswa miskin di sekolah swasta yang ditunjuk,” ujarnya.
Pendaftar Sekolah Kemitraan SPMB Jateng di Kabupaten Semarang Rendah, Kenapa?
Pemprov Jateng menggandeng SMA dan SMK swasta, lalu menempatkan siswa dari keluarga miskin di sekolah-sekolah tersebut. Seluruh pembiayaan ditanggung pemerintah daerah. Sekolah mitra dilarang menarik pungutan tambahan ke peserta didik.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Sadimin, mengatakan kebijakan itu lahir dari realitas di lapangan serta untuk mempercepat pemerataan layanan pendidikan. Salah satunya daya tampung SMA dan SMK negeri belum mampu mengimbangi jumlah lulusan SMP yang terus bertambah setiap tahunnya.
“Daripada anak-anak tidak tertampung, kami memperluas kapasitas dengan menggandeng sekolah swasta,” kata Sadimin.
Pada tahun ajaran 2025/2026, Program Sekolah Kemitraan dilaksanakan bersamaan dengan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB). Calon murid yang memenuhi persyaratan, dapat langsung menentukan pilihannya pada SMA atau SMK swasta dengan jumlah Satuan Pendidikan. Sebanyak 56 SMA dan 83 SMK swasta terlibat. Dari proses itu, 2.390 murid diterima melalui program kemitraan, 526 di antaranya di SMA, dan 1.864 di SMK.
Walaupun kuota awal tidak memenuhi target. Sebanyak 2.614 murid tambahan kembali difasilitasi melalui seleksi berbasis tingkat kemiskinan di sekolah mitra. Pendekatannya bukan sekadar administratif, melainkan memastikan tak ada anak yang kehilangan hak belajar hanya karena kondisi ekonomi.
Pemprov Jateng juga memberikan dukungan anggaran. Pada 2025, sebanyak 2.390 murid program kemitraan didanai melalui APBD Provinsi Jawa Tengah dengan bantuan Rp2 juta per siswa per tahun. Total anggaran yang digelontorkan mencapai Rp 2,39 miliar melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Daerah.
“Sisanya sebanyak 2.614 murid akan diberikan dukungan pembiayaan melalui sumber dana lain yang sesuai dan mulai disalurkan pada Januari 2026,” ungkap Sadimin.
Gubernur Jateng Luthfi Gratiskan Sekolah Swasta untuk Siswa Miskin
Dukung Bakat Siswa di Bidang Olahraga
Selain pemerataan akses pendidikan, Pemprov Jateng juga membuka jalur khusus bagi anak-anak dengan bakat istimewa di bidang olahraga. SMA Negeri Keberbakatan Olahraga didirikan sebagai ruang belajar bagi atlet muda bertalenta.
Sekolah Keberbakatan Olahraga memberi ruang bagi talenta muda untuk berkembang tanpa harus mengorbankan pendidikan formal.
Sekolah ini diasramakan, dengan pembelajaran yang disesuaikan dengan jadwal latihan dan kompetisi. Kurikulum nasional tetap dijalankan, namun diberi ruang fleksibilitas. Pemerintah bekerja sama dengan Disporapar dan induk organisasi olahraga, agar pembinaan prestasi berjalan seiring dengan pendidikan formal.
Pada tahun ajaran 2025/2026, SMAN Keberbakatan Olahraga menampung 252 murid. Sebanyak 108 murid merupakan siswa kelas X, sementara 144 murid kelas XI, dan XII merupakan integrasi dari SMA Negeri 11 Semarang yang sebelumnya menyelenggarakan kelas khusus olahraga.
Sebanyak 21 cabang olahraga menjadi fokus pembinaan, mulai dari atletik, angkat besi, panjat tebing, hingga wushu. Guru-guru diberi keleluasaan menerapkan Kurikulum Merdeka, memanfaatkan teknologi, serta merancang pembelajaran yang adaptif terhadap ritme latihan para atlet.
Pendekatan ini mulai menunjukkan hasil. Pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2025, para siswa SMAN Keberbakatan Olahraga menyumbangkan enam medali emas, satu perak, dan dua perunggu untuk Jawa Tengah.
Menurutnya, capaian itu bukan sekadar soal medali. Kebijakan tentang perluasan akses pendidikan dan penguatan layanan khusus harus berjalan seiring.
“Kami ingin memastikan akses pendidikan merata, sekaligus memberi ruang bagi bakat dan prestasi generasi muda Jawa Tengah untuk tumbuh,” ujarnya.































