KENDAL, Lingkarjateng.id – Desa Tampingwinarno, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal sukses menjadi percontohan nasional Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Anugerah Tani Makmur (ATM) dengan nilai aset mencapai Rp 2,5 miliar dari sebelumnya Rp 100 juta.
LKM-A ATM merupakan pilot project satu tata kelola manajemen di Kabupaten Kendal dan LKM-A yang mengakses pembiayaan ultra mikro Badan Layanan Umum Pusat investasi Kemenkeu dalam bentuk LKM-A. Hal tersebut dibuktikan dari nilai aset Rp 100 juta sekarang sudah berkembang menjadi Rp 2,5 miliar.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kendal Pandu Rapriat Rogojati mengapresiasi LKM-A ATM Tampingwinarno yang telah menjadi percontohan nasional LKM-A.
“Ada lagi LKM-A yang berkembang yaitu LKM-A Mojo Agung, meskipun nilainya tidak sampai Rp 2,5 miliar tapi itu juga berkembang. Jadi untuk mengembangkan LKM-A itu hanya masalah kemauan. Kita selalu ingatkan, mari bersama-sama untuk kita kelola dengan serius untuk kemanfaatan petani di Kabupaten Kendal,” tutur Pandu.
Manager LKM-A ATM Tampingwinarno, Widiyanto, menyampaikan bahwa saat ini telah melayani sekitar 1.300 nasabah yang tersebar di seluruh Kecamatan Sukorejo. Prioritas LKM-A ATM selain membantu dalam pembiayaan petani, juga melakukan pendampingan usaha dari petani maupun nasabah.
“Kalau prosedurnya sama, cuma kita tidak hanya mencari profit tapi lebih memperhatikan pendampingan, kemudian pelayan kita lebih mudah, angsuran dan tabungan kita layani 24 jam, dan bagi petani yang dianggap tidak layak mengajukan di bank bisa kita layani,” ujarnya.
Dispertan Kendal Upayakan LKM-A yang Mati Suri Hidup Kembali
Widyanto menyebut, LKM-A ATM Tampingwinarno melayani pembiayaan petani secara luas, dari hulu ke hilir. Adapun pembiayaan maksimal yang dilayani sebesar Rp 30 juta dan untuk masyarakat ekonomi rendah dengan pinjaman Rp 5 juta tidak memakai agunan.
“Kita adalah koperasi agribisnis. Jadi kita melayani petani secara luas, dari dagang hasil pertanian, sarana pendukung boleh, hingga yang jual hasil pertanian di pasar pun kita layani,” jelasnya.
Selain itu, kata Widiyanto, LKM-A ATM Tampingwinarno juga terbuka menerima konsultasi dan pendampingan bagi para petani.
“Kita action di lapangan, misal petani mengalami permasalahan di usaha tani budidaya, nah kita fasilitasi dengan mendatangkan narasumber yang dapat memberikan penanganan agar bisa keluar dari permasalahan,” ucapnya.
Di sisi lain, Perwakilan LKM-A Mojo Agung Desa Mojo, Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal Mutamakin menyatakan, dari sumber dana yang diterima melalui program BLM-PUAP Rp 100 juta saat ini berkembang menjadi sekitar Rp 850 juta. Nasabahnya sebagian besar merupakan petani padi, jagung, dan tembakau.
“Nasabahnya awalnya 10 sekarang sudah mencapai lebih dari 150 nasabah. Ya kami selalu sosialisasikan kepada petani. Ini lo kami ada koperasi yang bisa membantu kebutuhan permodalan bagi petani. Pelayanan kita lebih cepat, mudah, dan pelayanan kita buka dari pagi sampai malam,” ujar Mutamakin. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)
































