DEMAK, Lingkarjateng.id – Kabupaten Demak sudah dinyatakan sebagai kabupaten bebas Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan. Hal ini menjadi salah satu parameter penting dalam kesehatan lingkungan.
Pernyataan itu disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Demak, Kurniawan Arifendi saat rapat koordinasi pengkajian pembangunan lingkungan sehat Demak menuju kabupaten sehat di Gedung Ghradika Bina Praja pada Kamis, 17 November 2022.
“Setelah kita lihat itu memang pencanangan kriteria ODF itu tahun 2010. Sudah 12 tahun akhirnya kita bisa mencapainya,” katanya.
Ia mengungkapkan di Provinsi Jawa Tengah baru ada kabupaten/kota yang bisa mencapai kabupaten sehat, yaitu Kota Semarang dan Kabupaten Boyolali.
“Tentunya untuk kabupaten sehat kita tidak perlu menunggu 12 tahun. Insya Allah dengan forum ini kita berjuang untuk bisa segera mewujudkan kabupaten sehat,” ujarnya.
Ia menjelaskan ada tujuh instrumen yang menjadi indikator untuk menjadi kabupaten sehat. Mulai dari kesehatan di perkantoran dan industri, kesehatan yang ada di pariwisata, ketahan pangan dan smart city.
“Indikator ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan kehidupan yang baik dengan menerapkan hidup bersih dan sehat. Untuk itu pada kesempatan kali ini kami sudah melaksanakan kegiatan dengan sasaran semua OPD yang terlibat. Ini dengan pertimbangan bahwa parameter-parameter yang ada di kabupaten sehat ini ternyata luar biasa tidak hanya sekedar di masalah sarana kesehatan atau jamban sehat,” ungkapnya.
Menurutnya, definisi kabupaten sehat adalah kabupaten yang bisa membuat masyarakat hidup secara lebih sehat dan lebih aman. Tidak hanya aspek kesehatan saja, tetapi diimplementasikan di semua lini yang bersentuhan langsung dengan sarana prasarana layanan publik.
“Sehingga pada kali ini tidak hanya OPD saja, tetapi salah satu kekuatan dari kabupaten sehat itu juga ditempuh apabila ada komitmen bersama. Bagaimana komitmen Pemda, yang kedua kami lihat di beberapa referensi peraturan perundang-undangan adalah terciptanya komunikasi yang memadai dan cukup bersama seluruh stakeholder termasuk tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Kabupaten Demak. Karena ini masalah komitmen, selain kebijakan anggaran juga kecukupan regulasi yang dibuat dari pemerintah kabupaten, kita juga memerlukan peran aktif dari seluruh elemen di Kabupaten Demak,” jelasnya.
Sementara, Bupati Demak Eisti’anah menyampaikan bahwa masalah ODF atau stunting bukan hanya tanggung jawab dari Dinas Kesehatan saja, tetapi juga harus ada kerja sama dari dinas-dinas terkait.
“Alhamdulillah di hari kesehatan kemarin kita diberi hadiah, kita mendapat penghargaan sebagai daerah ODF atau bebas buang air besar sembarangan,” katanya.
Pihaknya yakin dengan adanya kerja sama dari berbagai stakeholder dapat menjadikan Demak menjadi kabupaten sehat.
“Rapat ini merupakan suatu fase awal untuk membentuk Demak menjadi kabupaten sehat. Tentunya dengan semangat teman-teman semua yang sudah bekerja keras untuk mencapai ODF ini. Mungkin nanti kita bisa mengambil ilmu narasumber dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang. Karena dari mengambil ilmunya nanti kita bisa inovasi bersama dan kita terapkan, Insya Allah bisa menjadi lebih baik,” ungkapnya.
Bupati meminta kepada dinas-dinas terkait untuk serius dalam segala aspek. Tidak hanya administrasi, tetapi juga secara teknis hingga sampai turun ke bawah juga perlu diperhatikan.
“Kalau tidak sampai turun ke bawah, saya kira akan sulit untuk ditindaklanjuti. Jadi mari kita bersama menjadikan Demak menjadi kabupaten sehat. Saya yakin kita bisa mencapai hal tersebut,” ajaknya.
Menurutnya, dengan adanya Covid-19 masyarakat dapat belajar untuk menjaga kesehatannya. Sehingga, tidak perlu mengajari masyarakat dari awal lagi.
“Jadi, dengan belajar dari Covid-19 saya kira pola hidup sehatnya atau kegiatan sehari-hari telah memberikan hikmah kepada kita semua dan sudah melatih kita semua untuk hidup sehat,” pungkasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)