PATI, Lingkarjateng.id – Memasuki musim kemarau tahun 2023, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati menyebut bahwa beberapa wilayah di Pati masuk peta zona orange kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Kabid Pencegah dan Kesigapan Bencana Kekeringan BPBD Pati, Sukarno, mengatakan bahwa kemarau tahun ini diprediksi lebih panjang ketimbang tahun sebelumnya, bahkan pada tahun 2022 hampir tidak ada kemarau karena intensitas hujan tinggi.
“Kita mengacu pada kejadian sebelum tahun 2020 ya, 2020-an mulai ada pengaruh El Nino. Ketika itu curah hujan mulai tinggi artinya memanjang, yang biasanya bulan Mei itu bulan Juli masih hujan. Terus bertambah, tahun 2021 memanjang lagi, bahkan tahun 2022 tidak kemarau. Ini terbalik, jadi ini nanti El Nino punya dampak kekeringan, tetapi ya itu kalau peta-petanya nanti di bulan Mei sampai bulan November, tapi saat ini pun wilayah masih hujan. Jadi bagaimanapun kita antisipasi,” bebernya.
Prediksi kemarau yang lebih panjang ini memerlukan langkah antisipasi dampak kekeringan, salah satunya karhutla.
Sukarno menyebutkan sejumlah wilayah Pati yang berpotensi karhutla yakni di wilayah Pegunungan Kendeng mulai dari Kecamatan Sukolilo, Winong sampai di Pucakwangi. Kemudian wilayah Lerang Muria Timur di Kecamatan Margorejo sampai Kecamatan Dukuhseti.
Menurutnya, vegetasi Pegunungan Lereng Muria Timur masih bagus. Jadi, kawasan tersebut tidak berpotensi serius mengalami karhutla. Berbeda dengan pegunungan Kendeng, kawasan tersebut memang sudah rusak sehingga potensi karhutla lebih tinggi.
“Nanti yang terdampak adalah kebakaran hutan, biasanya di musim seperti ini ketika mulai hujan jarang sekali, panas tinggi, potensi kekeringan tinggi. Cuma peta kami karhutla memang tidak terlalu serius, karena memang ya beberapa hutan sudah gundul. Jadi petanya di wilayah Pegunungan Kendeng sama Pegunungan Lereng Muria Timur. Ya Kendeng itu mulai dari Sukolilo sampai ke Pucakwangi itu potensi karhutlanya,” pugkasnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Koran Lingkar)