BLORA, Lingkarjateng.id – Warga Blora dikejutkan dengan beredarnya tangkapan layar WhatsApp Direktur Blora Patra Energi (BPE) , Tri Harjianto, terkait isu kasus Ledok. Hingga saat ini jadi perbincangan publik. Salah satu isinya adalah pemberian sejumlah uang supaya kasusnya tidak mencuat di media.
Menanggapi hal itu, Direktur BPE Blora, Tri Harjianto, mengaku bahwa pesan WhatsApp tersebut memang dirinya yang membuat.
“Iya itu saja. Sebagai laporan internal direktur kepada komisaris kepada direktur dan komisaris,” jelasnya.
Dia menambahkan, dalam group tersebut sebenarnya hanya ada empat orang saja.
“Saya juga heran kenapa itu bisa keluar dan tersebar. Kami akan cari siapa yang membocorkannya,” imbuhnya.
Tri menegaskan, pemberian uang tersebut sesuai proposal yang diajukan, dan realisasinya telah disepakati dalam rapat bersama pimpinan perkumpulan Ledok.
Dia juga mengaku, pemberian sejumlah uang tersebut memang soal kasus sumur tua di Ledok. “Iya soal Sumur Ledok,” bebernya.
Sementara itu, salah satu warga Bleboh, Jiken, Blora, Bagong Suwarsono, mengaku prihatin dengan tersebarnya WhatsApp petinggi BPE Blora. Untuk itu dia berharap APH bisa turun secepatnya.
“Ibarat orang sakit. BPE harus dibedah total,” ucapnya.
Dia menambahkan, berangkat dari semangat untuk menaikan PAD Blora, ternyata di dunia BUMD Blora, Khususnya BPE terjadi permainan-permainan kotor dan menjijikan dengan menghamburkan uang untuk kepentingan tidak jelas.
“Ini harus dibedah. APH harus turun tangan secepatnya,” pintanya. (Lingkar Network | Hanafi – Koran Lingkar)