Usulan Pertalite Dihapus 2024, DPRD Pati Sukarno: Tunggu Kebijakan Resmi

ILUSTRASI: Pos pengisian BBM jenis Pertalite. (Antara/Lingkarjateng.id)

ILUSTRASI: Pos pengisian BBM jenis Pertalite. (Antara/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.idPT Pertamina (Persero) baru saja mengusulkan untuk menghapus Bahan Bakar Mesin (BBM) jenis pertalite mulai tahun 2024. Rencananya, penghapusan Pertalite bakal diganti dengan Pertamax Green 92 yang dianggap lebih ramah lingkungan.

Menanggapi usulan Pertalite dihapus, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati M. Nur Sukarno menyebut bahwa semua rencana dan keputusan pemerintah sudah direncanakan sebaik mungkin untuk kemaslahatan rakyat Indonesia.

Kendati ada penghapusan BBM jenis pertalite, kata Sukarno, sebagai ganti kebijakan tersebut pemerintah masih akan tetap memberikan subsidi di BBM jenis Pertamax. Meskipun baru sebatas usulan, dirinya mengimbau agar masyarakat tak perlu panik, sembari menunggu kebijakan yang resmi.

“Terkait rencana penghapusan BBM jenis Pertalite tahun depan, kita tunggu saja. Tapi kan Pertamax dapat subsidi (sebagai gantinya). Dengan syarat pemenuhan kebutuhan masyarakat tercukupi dan harganya tidak mahal,” ucap Sukarno yang merupakan anggota komisi B DPRD Pati saat dikonfirmasi pada Kamis, 31 Agustus 2023.

Sementara itu dari sisi masyarakat, secara umum berharap agar semua kebijakan yang dibuat pemerintah itu baik untuk kesejahteraan rakyat.

Seperti dikatakan Juriyanto, bapak satu anak ini mengaku tak ambil pusing dari setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Sebagai rakyat biasa, dirinya hanya bisa mengikuti kebijakan yang berlaku, termasuk isu bakal dihapusnya Pertalite.

Menuurt Juriyanto, jika Pertalite jadi dihapuskan dirinya berharap agar pemerintah masih memberikan subsidi BBM.

“Kalau mau dihapus, ya, hapus saja tidak apa-apa. Asalkan yang penting, BBM ini masih disubsidi dan harganya terjangkau. Mau Pertalite dihapus, kemudian diganti dengan Pertamax, itu ‘kan kebijakan pemerintah. Yang penting kita warga biasa bisa membelinya,” jelasnya.

Seperti diketahui, saat ini BBM jenis pertalite yang disubsidi pemerintah itu dijual dengan harga Rp 10 ribu per liter. Sedangkan untuk BBM jenis pertamax sebesar Rp 12.800 per liternya.

Sebagai informasi PT Pertamina (Persero) saat ini masih mengkaji Program Langit Biru Tahap 2, yaitu program untuk meningkatkan kadar oktan BBM Subsidi RON 90 menjadi RON 92 dengan mencampur Pertalite dengan Ethanol 7 persen sehingga menjadi Pertamax Green 92.

“BBM subsidi kita naikkan dari RON 90 ke RON 92, karena aturan KLHK oktan number yang boleh dijual di Indonesia minimum 91,” kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu, 30 Agustus 2023.

Nicke juga memaparkan bahwa Program Langit Biru Tahap 2 sudah pas baik di dari aspek lingkungan untuk menurunkan emisi, mandatori bioetanol, dan menurunkan impor bahan bakar.

“Oleh karena itu mohon dukungan 2024 kami akan mengeluarkan Pertamax Green 92,” imbuhnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version