Trans Jateng Kian Diminati Warga Grobogan karena Murah

Picsart 23 06 29 20 42 45 723

BANYAK PEMINAT: Para penumpang bus Trans Jateng. (Eko Wicaksono/Lingkarjateng.id)

GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Keberadaan bus Trans Jateng di Kabupaten Grobogan, menjadi pilihan masyarakat, khususnya Kecamatan Godong sebagai transportasi yang murah dan nyaman.

Rofi warga Purwodadi, seorang mahasiswa yang kuliah di Semarang, mengungkapkan bahwa dirinya lebih suka menggunakan Trans Jateng untuk pulang ke rumah.

“Untuk saat ini masih malas pakai motor untuk pulang, karena ini mungkin cuma dua hari saja di rumahnya. Nanti dari Godong dijemput adik saya,” kata Rofi, pada Kamis, 29 Juni 2023.

Dia mengaku, selama satu tahun belakangan dirinya lebih suka menggunakan Transjateng. Menurutnya, selain karena murah, dirinya juga merasa lebih nyaman dan tidak capek.

“Hampir setiap Minggu saya naik bus Trans Jateng, mas. Saya dari Semarang ke Grobogan pulang kampung,” jelasnya.

Ia berharap, Trans Jateng bisa saling terhubung antarkabupaten, agar semua masyarakat bisa menikmati transportasi murah.

“Ini sudah baik, mas. Tapi kalau bisa, langsung sampai Purwodadi saya lebih senang,” ujarnya.

Senada dengan Rofi, Nabila seorang warga Godong mengaku puas dengan adanya Trans Jateng. Selain murah, kata dia, Trans Jateng tidak berhenti sembarangan dan tidak menunggu penumpang penuh seperti angkutan pada umumnya.

“Trans Jateng itu kan datang langsung berangkat. Tidak berhenti di setiap pasar. Jadi kita tidak menunggu penumpang penuh dulu,” kata Nabila.

Ia mengatakan, tujuannya saat ini yaitu ke Mranggen, Kabupaten Demak.

Dengan uang Rp 4 ribu saja, lanjutnya, dirinya mengaku sangat murah, karena biasanya bus umum bisa mencapai Rp 15 ribu-Rp 20 ribu.

“Kalau dulu pernah cek cok dengan kondektur, karena harga naik dari biasanya. Tapi tetap saya bayar, dan setelah itu saya jarang naik bus. Ini ada Trans Jateng saya merasa terbantu,” jelasnya.

Saat di konfirmasi ke bagian operasional koridor 6 yang berada di terminal Godong, Adi Leksono menjelaskan bahwa, antusias warga memang tinggi, bahkan lebih tinggi dari Terminal Gubug.

“Setiap 15-20 menit bus datang. Operasional terakhir dari Godong itu jam 18.00 WIB. Namun jika ada kemacetan ya molor dan masih bisa menaikkan penumpang,” kata Adi Leksono.

Terkait kemacetan saat ini ada tiga titik yang menghambat perjalanan, namun tidak begitu parah, masih aman, dan keterlambatan tidak lebih dari 15 menit.

Ia menjelaskan bahwa, harga tiket bus Trans Jateng sebesar Rp 4 ribu untuk umum, namun untuk buruh dan pelajar Rp 2 ribu. Dengan catatan, harus menunjukkan identitasnya sebagai buruh atau pelajar ke Pramujasa.

Ia juga mengatakan, di balik harga murah juga ada aturan yang harus ditaati bersama, seperti tidak boleh merokok hingga tidak boleh membawa peliharaan ke dalam Trans Jateng.

“Enggak boleh makan di dalam bus. Enggak boleh merokok. Enggak boleh bawa hewan-hewan, bawa ikan juga enggak boleh. Kalau bus biasa kan boleh. Selain itu,  tempat duduk laki-laki dan perempuan dipisah, guna menjaga rasa aman dan nyaman untuk semua penumpang,” tandasnya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Koran Lingkar)

Exit mobile version