Tragedi Maut Kanjuruhan, Ketua DPRD Jepara Tekankan Adanya Evaluasi Total

Tragedi Maut Kanjuruhan, Ketua DPRD Jepara Tekankan Adanya Evaluasi Total

POTRET: Ketua DPRD Jepara, Haizul Ma'arif. (Muslichul Basid/Lingkarjateng.id)

JEPARA, Lingkarjateng.id Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jepara Haizul Ma’arif  prihatin dengan insiden maut yang merenggut banyak nyawa di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. 

“Yang pertama, saya turut berbelasungkawa atas jatuhnya para korban dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang. Kita doakan semoga korban yang meninggal diberikan tempat paling mulia di sisi Allah SWT, dan bagi korban luka-luka yang sedang dalam perawatan, semoga lekas sembuh dan pulih kembali,” ujar Gus Haiz sapaan akrab Ketua DPRD Jepara. 

Gus Haiz mengatakan bahwa, tragedi maut Kanjuruhan merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan dan mencoreng nama Indonesia dalam dunia olahraga, khususnya dunia sepak bola di mata dunia. Dimana saat ini, sepak bola tanah air sedang naik daun bangkit dari keterpurukan. 

“Tragedi tersebut sangat memilukan dan menyesalkan, karena Timnas U-20 berhasil melangkah ke putaran final Piala Asia 2023,” ucapnya.

Gus Haiz menegaskan, harus ada evaluasi total yang dimungkinkan adanya kesalahan prosedur tentang penanganan tersebut, baik dari panitia maupun dari aparat atau apapun, dan juga SOP yang harus di investigasi serta dievaluasi bersama agar kejadian serupa tidak terulang kembali. 

“Kita semua tidak bisa menutup mata, 130 nyawa melayang dalam tragedi tersebut. Orang awam saja bisa menilai kalau hanya tawuran tidak mungkin banyak korban berjatuhan. Jadi memang harus ada keterbukaan kepada publik, ini persoalan apa, yang benar katakan benar, yang salah ya dikatakan salah, dan harus ada sanksi yang tegas,” tegas Gus Haiz.

Gus Haiz menuturkan, sepak bola adalah hiburan rakyat yang digemari banyak orang. Dukungan para suporter terhadap tim kesayangan membuat sepak bola menjadi semarak. Meski demikian, seharusnya tak ada pertandingan sepak bola yang seharga nyawa manusia.

“Kami sepakat bahwa tak ada sepak bola seharga nyawa manusia, karena nyawa manusia lebih berharga dari apapun. Semoga kejadian seperti ini adalah yang terakhir kali. Kita benar-benar prihatin dan bersedih,” tuturnya. 

Dengan adanya tragedi tersebut, secara khusus Gus Haiz berpesan dan meminta kepada aparat keamanan khususnya Polres Jepara dan juga panitia pertandingan serta suporter Persijap agar dapat menjadikan pelajaran yang berharga. Hal ini bertujuan agar peristiwa tersebut tidak terjadi di Bumi Kartini.

Ia juga berharap, kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi semuanya, baik bagi suporter, panitia pelaksana pertandingan, aparat keamanan, operator Liga, dan PSSI terkait penataan pertandingan, mitigasi risiko di setiap laga, dan lainnya.

“Saya sangat mengapresiasi pak Kapolres yang sudah berupaya maksimal dalam pengamanan, terlihat dari beberapa pertandingan Persijap dalam lanjutan Liga berjalan dengan kondusif. Hanya saja saya mohon kepada pak Kapolres Jepara, untuk kejadian ini (Kanjuruhan, Red) bisa dijadikan pembelajaran, evaluasi, dan peningkatan keamanan di setiap turnamen yang ada di Kabupaten Jepara. Jangan sampai Jepara yang terkenal kondusif ternodai dengan tragedi yang semacam ini (Kanjuruhan, Red),” pungkasnya. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Koran Lingkar)

Exit mobile version