KUDUS, Lingkarjateng.id – Masyarakat Desa Jepang Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus melangsungkan Tradisi Kirab Budaya Air Salamun Rebo Wekasan pada Selasa, 20 September 2022. Kirab tersebut menjadi serangkaian agenda dari kegiatan Festival Rebo Wekasan Desa Jepang.
Ribuan masyarakat tampak antusias menyambut pelaksanaan kirab yang sudah vakum dalam dua tahun terakhir. Total ada 33 kontingen dari berbagai kelompok membawa gunungan hasil bumi, kreasi, dan pertunjukan kirab yang dimulai dari gang Al Ikhlas RW 10 menuju area Masjid Wali Al Ma’mur Desa Jepang.
Ketua Panitia Pelaksana Nur Aziz mengatakan, konsep Kirab Air Salamun tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena terdapat gunungan hasil bumi dan buah-buahan yang ikut serta dikirab.
Peringatan Rebo Wekasan, Tradisi Tolak Bala Warga Jepang Kudus
Nadzir Masjid Wali Jepang Muhammad Ridwan menyebut tujuan penyelenggaraan kirab ini untuk ngalap berkah dan berdoa menolak balak di Rebo Wekasan. Selain kirab, masyarakat juga kompak bersedekah untuk menyukseskan kegiatan yang kurang lebih dimeriahkan 1.500-an orang.
“Ribuan warga ikut memeriahkan, dari anak-anak, madrasah, drumband, kirab gunungan dan sebagainya. Semua dalam rangka sedekah sesuai anjuran Mbah Sunan Kudus,” ujarnya pada Selasa, 20 September 2022.
Kirab Budaya yang berlangsung sejak tahun 2009 ini sempat berhenti akibat pandemi Covid-19. Hanya saja, untuk pembagian Air Salamun selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Dinamakan Air Salamun, tambahnya, karena membawa keselamatan dan tolak bala.
Koordinator Kirab Rabu Wekasan, Ti’an Suwandi menyampaikan, kegiatan ini diharapkan dapat mengangkat kearifan lokal Desa Jepang sebagai desa wisata sekaligus meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat sekitar dengan adanya bazar-bazar UMKM.
“Terbukti meningkatkan ekonomi masyarakat karena banyak orang yang laris jualannya. Genap delapan hari itu ada 152 UMKM, ini bisa memunculkan kearifan lokal sekitar masjid,” tuturnya.
Ke depan, pihaknya berharap kegiatan Kirab Air Salamun Rebo Wekasan Desa Jepang bisa semakin meriah dan ramai dikunjungi banyak orang. Baik warga, pengurus masjid, dan pemerintah desa guyub rukun melestarikan kebudayaan yang ada di Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus. (Lingkar Network | Hasyim Asnawi – Koran Lingkar)