Terdampak Kekeringan, 17 Hektare Lahan Pertanian di Kendal Gagal Panen

POTRET: Lahan padi di desa Wonosari, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

POTRET: Lahan padi di desa Wonosari, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

KENDAL, Lingkarjateng.id – Sekitar 17 hektare lahan pertanian di Kabupaten Kendal mengalami puso atau gagal panen pada musim kemarau 2023.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kendal, Pandu Rapriat Rogojati, menjelaskan selain 17 hektare lahan pertanian mengalami puso juga ada sekitar 151 hektare lahan pertanian terancam gagal panen karena musim kemarau yang panjang.

“Dari sejumlah 1.238 hektare lahan produktif di 14 desa di Kendal, 151 hektare terdampak dan teracam gagal panen karena musim kemarau yang panjang,” terangnya.

Efek musim kemarau juga berdampak pada menyusutnya volume air embung Desa Kumpulrejo, Kecamatan Patebon.

“Embung yang ada di Desa Kumpulrejo, tidak bisa mencukupi air. Sehingga lahan pertanian seluas sembilan hektare di Patebon terdampak kekeringan ringan,” imbuh Pandu.

Terpisah, Suwardi, salah seorang petani di Desa Wonosari, Kecamatan Patebon mengatakan tanaman padinya kesulitan mendapatkan air sehingga dirinya bersama petani lainnya mengambil air dari sungai besar menggunakan mesin pompa air dengan menggunakan selang.

“Saluran air sungai ke sawah ini kering, tidak ada airnya, jadi harus mengambil air sungai dengan selang, disedot pakai pompa air,” jelasnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)

Exit mobile version