Tangani ATS, Gerakan Remaja Hebat Fest Rembang bakal Digelar 19 Juli 2023

BELAJAR: Kegiatan belajar mengajar anak tidak sekolah oleh UNICEF yang akan tampil dalam Gerakan Remaja Hebat (GRH), Rabu (19/7/2023) mendatang. (R Teguh Wibowo/Lingkarjateng.id)

BELAJAR: Kegiatan belajar mengajar anak tidak sekolah oleh UNICEF yang akan tampil dalam Gerakan Remaja Hebat (GRH), Rabu (19/7/2023) mendatang. (R Teguh Wibowo/Lingkarjateng.id)

REMBANG, Lingkarjateng.id – Kabupaten Rembang bakal menggelar Gerakan Remaja Hebat (GRH) Fest pada Rabu, 19 Juli 2023 di pendapa Museum RA Kartini. Sejumlah penampilan akan mengisi acara tersebut, mulai musik, fashion show, puisi sampai drama musikal tari.

Personal In Charge Penanganan Anak Tidak Sekolah UNICEF, Abdul Baasitd mengatakan GRH merupakan sebuah terobosan yang diadaptasi dari program lingkar remaja yang dikembangkan oleh UNICEF. Adapun tujuannya, untuk meningkatkan kompetensi remaja, khususnya kompetensi komunikasi, penyelesaian masalah, berpikir kritis, membuat keputusan dan kemampuan bekerjasama, serta mengelola setres. 

“Ada kelompok lingkar remaja, disitu ada remaja-remaja yang awalnya tidak sekolah, diberikan pendidikan non formal yang kemudian oleh UNICEF dikembangkan menjadi gerakan remaja hebat. Yang memang GRH ini juga merupakan program pendampingan anak-anak putus sekolah agar memiliki kompetensi yang sama seperti anak- anak di usia sebaya,” tuturnya. 

Pihaknya menambahkan, khusus untuk Showcase GRH besok bertujuan mempromosikan pelibatan dan partisipasi remaja pada setiap kegiatan, atau program yang relevan dan berhubungan dengan remaja.

Selain itu, menampilkan keterampilan remaja dalam berkolaborasi, pemecahan permasalahan, pengambilan keputusan berkomunikasi, dan meningkatkan kemampuan menyusun program yang berkualitas, sekaligus meningkatkan akuntabilitas remaja. 

“Nantinya dalam Showcase ini remaja akan menampilkan keterampilan dalam berkomunikasi dan berkolaborasi dengan bentuk puisi bersambung, fashion show kain perca dan drama stop kekerasan anak dan pencegahan perkawinan anak, serta penampilan lainnya,” terangnya. 

Ia menjelaskan, GRH ini bagian dari penanganan anak tidak sekolah yang memang menjadi prioritas Bupati Rembang H.Abdul Hafidz untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Program penanganan anak putus sekolah dengan Gaspol 12 ini sudah dilakukan sejak tahun 2019 dengan pilot project empat desa yakni Desa Mojosari Kecamatan Sedan, Desa Sumberejo Kecamatan Pamotan, Desa Jeruk Kecamatan Pancur dan Sridadi Kecamatan Rembang. 

“Setelah di empat desa itu berhasil maka direplikasi di 132 desa di enam kecamatan. Kecamatan Sarang, Sedan, Kragan, Pancur, Pamotan, dan Sumber. Hasilnya di 2022 mampu membuat ATS (Anak Tidak Sekolah) kembali bersekolah sebanyak 209 anak,” ungkapnya. 

Replikasi berlanjut di empat kecamatan lain, Rembang, Lasem, Sulang dan Sluke yang hasilnya ada 240 ATS yang siap bersekolah lagi. Sehingga total ada 449 ATS yang kembali bersekolah. 

Lebih lanjut, Basith menyebutkan ada lima Lokus program GRH di Rembang. Meliputi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Jala Safir Sarang dengan 40 ATS, PKBM Sumber Ilmu Kecamatan Sumber 40 ATS, Forum Anak Rembang 20 ATS, LKSA Darul Hadlonah Rembang terdapat 40 remaja, Karang Taruna Desa Glebeg terdapat 40 remaja. 

Nantinya di GRH Fest akan dihadiri Katherryn Bennet Chief of Education UNICEF dan Wakil Bupati Rembang Hanies Cholil Barro’. Sedangkan penampil dalam acara selain dari PKBM, FAR, Mahasiswa Universitas YPPI Rembang (UYR) mahasiswa UNDIP, KIBARR. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version