Ribuan Warga Padati Karnaval Haul Syekh Ronggo Kusumo Margoyoso Pati

KARNAVAL: Penampilan Marching Band dari Semarang memeriahkan karnaval haul Syekh Ronggo Kusumo di Desa Ngemplak Kidul, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati pada Rabu, 7 September 2022. (Arif Febriyanto/Lingkarjateng.id)

KARNAVAL: Penampilan Marching Band dari Semarang memeriahkan karnaval haul Syekh Ronggo Kusumo di Desa Ngemplak Kidul, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati pada Rabu, 7 September 2022. (Arif Febriyanto/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id – Peringatan haul Syekh Ronggo Kusumo ditutup dengan karnaval mengelilingi Desa Ngemplak Kidul, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati pada Rabu, 7 September 2022. Karnaval yang dimulai pada jam 13.00 siang ini berlangsung meriah mulai dari lapangan desa dan mengelilingi jalanan desa sepanjang 5 kilometer.

Ribuan orang dari penjuru Kabupaten Pati turun memadati sepanjang jalan Desa Ngemplak Kidul untuk menyaksikan karnaval yang digadang-gadang merupakan yang terbesar se-Indonesia dalam lingkup desa.

Panitia karnaval sekaligus Sekertaris Desa Ngemplak Kidul, Suharnoto mengatakan bahwa acara karnaval hari ini merupakan acara tahunan yang diadakan tiap tanggal 10 Safar. Ia bersyukur melihat kemeriahan dari warganya yang dengan kompak meramaikan karnaval. Ada 24 kelompok kesenian dari luar daerah yang menampilkan berbagai kesenian sepanjang rute karnaval.

Acara ini adalah acara tahunan, bahwa tiap 10 Safar pasti ada acara seperti ini. Alhamdulillah setelah vakum, ini dibolehkan oleh Kapolres Pati. Diikuti oleh 24 kelompok, ada reog, tongtek, marching band. Tiap RT ikut menyumbang,” ujar Harnoto.

Kegiatan karnaval berhasil diselenggarakan dengan meriah menggunakan dana swadaya masyarakat sebesar Rp 75 juta. Masing-masing RT turut memberikan sumbangsih hingga puluhan juta untuk menyewa seniman-seniman dari luar daerah.

“Yang paling menonjol ‘kan ada dari luar kota. Ada dari Semarang, Ponorogo, Jogja. Kalo yang dari Pati itu tongtek dan dua marching band. Kalau anggaran kurang tahu. Swadaya masyarakat 75 juta, mendatanya dari RT, tapi kalau keseluruhan mungkin ratusan,” tambahnya.

Dirinya berharap acara seperti ini dapat dilaksanakan tiap tahun. Kerjasama yang baik antar masyarakat pun diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi antar warga.

Pelaksanaan karnaval ini, sambungnya, tidak mendapat bantuan dana dari pemerintah kabupaten namun hal itu tak masalah baginya. Meski begitu, sebagai perangkat desa dirinya tetap membuka jika ada bantuan dari pihak pemerintah.

“Mohon dari rekan-rekan supaya acara berjalan lancar. Kalau dari daerah kalau mau nyumbang silahkan. Kalau tidak kami bisa mandiri sendiri,” tutupnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto  – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version