REMBANG, Lingkarjateng.id – Banyak para pemudik yang telah melintasi jalur Pantura Rembang sejak beberapa hari yang lalu. Ketika memasuki jalur Pantura Rembang sepanjang kurang lebih 64 kilometer, ada sejumlah titik yang perlu diperhatikan oleh para pengendara atau pemudik.
Dari data Satlantas Polres Rembang ada enam titik rawan kecelakaan atau black spot di jalur Pantura Rembang yang sepanjang tahun ini sering terjadi kecelakaan, yakni jalan umum termasuk tanah Desa Gegunung Wetan Kecamatan Rembang, jalan umum termasuk tanah Desa Babagan Kecamatan Lasem, dan jalan umum termasuk tanah Desa Trahan Kecamatan Sluke.
Selain itu, ada juga di jalan umum termasuk tanah Desa Kragan Kecamatan Kragan, jalan umum termasuk tanah Desa Temperak Kecamatan Sarang, dan di ruas jalan kabupaten jalan umum termasuk tanah Desa Tasikagung Kecamatan Rembang.
Namun demikian, menurut pantauan di lapangan ada satu titik lagi di Kecamatan Lasem yang juga rawan terjadi kecelakaan. Titik tersebut yakni di perempatan Ngemplak Lasem. Kecelakaan juga baru saja terjadi pada Jumat (29/04) kemarin di perempatan Ngemplak dan mengakibatkan satu orang meninggal dunia.
Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Rembang, Raidiyanto mengimbau kepada masyarakat yang akan mudik maupun yang nantinya akan kembali ke perantauan setelah lebaran, untuk melakukan pengecekan kendaraannya terlebih dahulu. Memastikan segala kelengkapan kendaraan berfungsi normal dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selama perjalanan.
“Seperti kondisi rem, kondisi lampu harus benar- benar berfungsi, selain itu dari sisi kelengkapan surat-surat berkendara, dan yang tak kalah pentingnya kondisi tubuh harus fit,” tuturnya.
Ia juga menyarankan kepada para pemudik untuk memanfaatkan posko-posko mudik yang tersedia untuk beristirahat saat kelelahan selama perjalanan.
“Manfaatkan pos-pos yang didirikan pemerintah atau pun SPBU untuk beristirahat maksimal tiga jam perjalanan untuk menjaga kondisi badan fit saat mengemudi,” pungkasnya. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)