Polemik Pemutusan Listrik Lapangan Bola Voli Desa Gajahmati Pati Temui Titik Terang

AKSI: Sejumlah warga Desa Gajahmati, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati menggelar aksi terkait buntut viralnya video pemutusan listrik saat turnamen bola voli pada Senin, 26 September 2022. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

AKSI: Sejumlah warga Desa Gajahmati, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati menggelar aksi terkait buntut viralnya video pemutusan listrik saat turnamen bola voli pada Senin, 26 September 2022. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id Buntut viralnya video pemutusan listrik lapangan voli Desa Gajahmati, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati pada Selasa, 30 Agustus 2022 lalu yang sempat beredar di media sosial kini telah menemui titik terang melalui audiensi yang dilakukan oleh warga dengan Pemerintah Desa (Pemdes) Gajahmati pada Senin, 26 September 2022.

Hadir dalam audiensi tersebut sejumlah warga Desa Gajahmati, Organisasi Masyarakat (Ormas) Wong Pati Madani serta Kepala Desa (Kades) Gajahmati Sri Lestari dengan didampingi Kapolsek Pati Kota Iptu Heru Tri Asmoro, Danramil Kecamatan Pati Kota Kapten Inf Suyani dan Camat Pati Kota Didik Rusdihartono.

Sukis, perwakilan warga Desa Gajahmati menyampaikan beberapa hal dalam audiensi tersebut, di antaranya mulai dari pembentukan panitia, perizinan turnamen bola voli yang selesai digelar pada Selasa, 30 Agustus 2022, polemik penguncian kantor Kepala Desa Gajahmati hingga Polindes hingga pemutusan jaringan listrik yang berada di lapangan voli desa setempat.

“Hari ini kita audiensi bareng. Dalam artian kita musyawarah bareng untuk mencari, bukan mencari kebenaran, tapi menyelesaikan solusi untuk memajukan desa, pada dasarnya itu,” jelas Sukis.

Selaku perwakilan warga, Sukis menyayangkan keputusan Kepala Desa Gajahmati yang mengunci gerbang kantor kepala desa saat turnamen berlangsung.

Pihaknya juga menyayangkan perihal pemutusan listrik secara sepihak yang diambil dari kantor kepala desa. Pasalnya, pihaknya dan juga warga telah mengajukan izin untuk menggunakan fasilitas desa termasuk listrik yang digunakan sebagai penerangan di lapangan bola voli tersebut.

AUDIENSI: Pemerintah Desa Gajahmati saat menerima audiensi warga Gajahmati terkait pemutusan listrik pada turnamen bola voli. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

Sementara itu, Kades Gajahmati, Sri Lestari mengungkapkan bahwa penutupan kantor tersebut lantaran agar tidak menimbulkan kerusakan di kantor kepala desa selama turnamen digelar, mengingat tidak hanya warga Gajahmati saja yang mengikuti turnamen tersebut.

“Saya memutuskan untuk mengunci gerbang agar tidak ada kerusakan di dalam kantor saat turnamen berlangsung. Sedangkan untuk listrik, karena izinnya selama turnamen jadi saya mengambil keputusan tersebut,” terang Sri.

Selain itu, Sri juga meyakini bahwa keputusan yang diambil telah sesuai dengan yang disepakati warga sebelumnya.

Didik Rusdihartono, selaku Camat Kecamatan Pati Kota dalam hal ini menyampaikan bahwa akar dari permasalahan ini adalah adanya miss communication antara kedua belah pihak.

Ia menambahkan, akan melakukan pembinaan kepada Kepala Desa Gajahmati dan konsolidasi terhadap Pemerintah Desa (Pemdes) Gajahmati serta warga Desa Gajahmati setempat.

“Meskipun permasalahan tadi memang telah membuat sakit hati warga, saya berharap kita saling bermaaf-maafan. Monggo kita saling intropeksi, ini demi kebaikan bersama,” jelasnya.

Dalam hal ini warga meminta Kades untuk memberikan permintaan maaf serta memberikan klarifikasi kepada media mengenai permasalahan yang telah disebutkan dalam hak jawab Kades sebelumnya.

“Saya di sini tidak mencari kesalahan atau kebenaran dari kedua belah pihak. Saya minta ke depannya kita bisa sama-sama membangun desa kita lebih maju dan saya minta maaf kalau selama ini ada kekurangan saya, saya minta maaf,” terang Sri Lestari.

DAMAI: Perwakilan warga Desa Gajahmati dan Kepala Desa Gajahmati, Sri Lestari saat berdamai usai audiensi pada Senin, 26 September 2022. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

Sri juga meminta kepada warga untuk bijak dalam bermedia sosial, termasuk memeriksa kebenaran di lapangan serta tidak menyebarkan berita-berita yang belum terbukti kebenarannya.

“Jangan sedikit-sedikit disebarluaskan ke grup RT dan media sosial yang lain. Kita cari kebenarannya dulu,” ungkapnya.

Audiensi yang berjalan hampir 3 jam tersebut berakhir saling meminta maaf dan saling meluruskan adanya kesalahpahaman dari kedua belah pihak.

Permintaan maaf dari Kades Gajahmati disambut baik oleh warga setempat. Sementara Sukis selaku perwakilan warga berharap hal semacam ini tidak terulang kembali.

“Bu Kades sudah minta maaf, kami sudah menerima dan juga teman-teman media yang telah meliput kami ucapkan terima kasih, ke depan kami akan sendiko dawuh dan mari bersama-sama memajukan Desa Gajahmati ini menjadi lebih baik lagi kedepannya,” pungkasnya. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)

Exit mobile version