PATI, Lingkarjateng.id – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati mendorong para peternak di Pati untuk mau memvaksin hewan ternaknya. Hal ini untuk menekan meningkatnya kasus penyakit kuku dan mulut (PMK) dan Lumpy Skin Desease (LSD) yang menyerang hewan ternak, khususnya sapi.
Diketahui penyakit PMK dan LSD cukup berbahaya pada kesehatan ternak karena bisa berujung pada kematian ternak. Sedangkan, salah satu cara untuk mencegah penyakit tersebut adalah dengan vaksin.
Anggota DPRD Pati, M Nur Sukarno, cukup menyayangkan sikap dari beberapa peternak yang enggan memvaksin, dengan alasan ternaknya sudah sehat.
Untuk itu, ia meminta dinas terkait yang dalam hal ini adalah Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) selaku mitra kerja Komisi B, untuk senantiasa menggalakkan vaksin PMK dan LSD di tiap desa.
Ancaman Penyakit PMK, Disdagperin Pati Belum Rencanakan Tutup Pasar Hewan
“Peternak jangan trauma atau takut sapinya divaksin, karena vaksin itu memang ada dampaknya, tapi itu tidak apa-apa, dan LSD itu sangat berbahaya,” ujarnya..
Diakui anggota DPRD Pati, Sukarno, untuk saat ini petugas lapangan sudah proaktif, namun terkadang karakter orang lain-lain. Petugas PPL setiap hari harus di lapangan untuk bisa memberikan pemahaman.
Jika memang diperlukan, politisi dari Partai Golkar ini mengimbau untuk menutup pasar hewan, karena salah satu penyebaran penyakit ini adalah masuknya ternak dari daerah lain.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu pasar-pasar hewan di Kabupaten Grobogan dan Blora ditutup sementara untuk mengurangi penyebaran penyakit LSD ini.
Peternak di Pati Tolak Vaksin PMK, Ngaku Hewan Ternak Sudah Sehat
“Kalaupun LSD ini sudah masuk ke Pati atau sudah ada tanda-tanda, harusnya bisa diantisipasi, Dinas harus segera action. Padahal pada November lalu Dispertan menyatakan PMK sudah tidak ada, namun awal Januari muncul virus baru namanya LSD, sementara untuk trauma peternak ini belum sembuh,” sambungnya.
Sementara itu, ketua Paguyuban Ternak Pati, Agus Pujo Hariyanto, juga mendorong para peternak untuk mau memvaksin hewan ternak mereka. Sebab, selama ini peternak meyakini bahwa sapi mereka baik-baik saja, sehingga perlu sosialisasi masif dari Dispertan.
“Saya dorong para peternak agar mau memvaksin sapinya. Jangan sampai sudah kena LSD atau PMK baru minta vaksin, sudah terlambat itu,” himbauanya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)