REMBANG, Lingkarjateng.id – Pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas dalam aspek kehidupan bermasyarakat harus dilakukan sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang (UU) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
Komitmen tersebut diwujudkan oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Anak Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Kabupaten Rembang melalui pelatihan public speaking bagi penyandang disabilitas yang digelar di salah satu ballroom di Jalan Pantura pada Selasa, 30 Agustus 2022.
Kepala Dinsos PPKB Rembang, Subhan menyampaikan bahwa pelatihan public speaking bagi penyandang disabilitas perlu untuk diberikan agar mampu berinteraksi, bersosialisasi dan berkomunikasi dengan lebih percaya diri, baik di depan publik maupun di tengah masyarakat.
“Maksud dari pelatihan ini adalah untuk memberikan layanan dan bimbingan yang tepat bagi penyandang disabilitas hingga dapat mengembangkan kemandirian, kemampuan fisik, mental dan sosial, serta keterampilan secara maksimal untuk berpartisipasi di semua aspek kehidupan,” terangnya.
Ia menyebutkan ada 25 peserta penyandang disabilitas dan 9 pendamping yang ikut serta dalam pelatihan. Selama 3 hari peserta akan diberi materi oleh tim dari akademi public speaking.
Sementara itu, Wakil Bupati Rembang, Gus Hanies atau Mochamad Hanies Cholil Barro’ mengapresiasi pelaksanaan pelatihan public speaking yang diberikan kepada para penyandang disabilitas atau difabel. Menurutnya rasa percaya diri cukup penting dimiliki oleh para difabel untuk terus berkembang di era yang serba maju.
“Ini sebenarnya sangat penting, karena untuk menanamkan percaya diri. Apapun usaha atau upaya yang dilakukan harus percaya diri. Apalagi semakin hari semakin ke sini, tantangannya tidak semakin mudah justru akan semakin berat. Dan kami percaya kepada kawan-kawan (difabel) ini bisa melewati dengan baik,” tuturnya.
Wabup Rembang Gus Hanies berharap para peserta dapat membagikan ilmunya dengan para difabel yang lain setelah mendapat pelatihan. Ia juga meminta agar komunikasi antara difabel dengan pemerintah daerah dapat terus terjalin dengan baik. “Agar program-program yang diberikan dapat diberi masukan dan kritikan. Jadi komunikasi harus terus berjalan,” pungkasnya. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Koran Lingkar)