UNGARAN, Lingkarjateng.id – Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) Dinas Satpol PP dan Damkar (Poldam) Kabupaten Semarang yang ada di seluruh wilayah Kecamatan Getasan, memberikan trauma healing atau hiburan kepada pengungsi akibat kebakaran Gunung Merbabu yang masih masuk wilayah Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, pada Minggu, 29 Oktober 2023 di Balai Desa Batur, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
Dikatakan oleh Kasi Linmas Dinas Poldam Kabupaten Semarang, Joko Sukaryono bahwa total ada 400 anggota Satlinmas yang ada seluruh wilayah Kecamatan Getasan dikerahkan untuk membantu meringankan kebutuhan para warga yang mengungsi dan membantu proses pemadaman api secara darat, di beberapa titik api yang ada di Gunung Merbabu.
2 Dapur Umum Disiapkan Suplai Makanan Warga Terdampak Kebakaran Gunung Merbabu
“Total ada 400 anggota Satlinmas, dimana semuanya berasal dari wilayah di Kecamatan Getasan. Disini kami membantu mencukupi apa yang menjadi kebutuhan penting bagi warga yang mengungsi dan sebagian kami kerahkan untuk membantu proses pemadaman api di beberapa titik api itu berada, secara manual atau pemadaman darat,” katanya kepada Lingkar saat ditemui di Balai Desa Batur yang menjadi lokasi pengungsian warga.
Lebih lanjut Joko juga menjelaskan, sejak warga mulai mengungsi di Balai Desa Batur akibat terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Merbabu itu, pengungsi diberikan trauma healing untuk mengurangi kejenuhan dan rasa khawatir, khususnya untuk anak-anak.
“Trauma healing ini kami lakukan agar warga yang mengungsi tidak stres selama berada di pengungsian. Karena rata-rata warga yang mengungsi ini adalah anak-anak, wanita, dan lansia. Sehingga kita jaga betul agar tidak ada rasa trauma, khususnya pada anak-anak ini, sehingga trauma healing ini kami berikan sesering mungkin ke warga yang mengungsi,” sebutnya.
400 Hektare Lahan Hangus, Kebakaran Gunung Merbabu Meluas hingga 3 Kabupaten
Pihaknya juga menjelaskan beberapa kegiatan trauma healing itu diantaranya, ada menyanyi bersama anak-anak dan lansia, lalu ada kuis atau tebak-tebakan serta tanya jawab.
“Kita alihkan dulu kekhawatiran mereka akan terjadinya bencana alam ini dengan kegiatan hiburan yang mampu membuat warga pengungsi ini tidak trauma, khususnya anak-anak. Kita ajak mereka bernyanyi bersama, bermain, bahkan bermain tebak-tebakan atau tanya jawab dan kami beri hadiah,” paparnya.
Dia berharap, dengan adanya kegiatan trauma healing ini mampu membuat warga yang mengungsi dari dua dusun di wilayah Desa Tajuk, yakni Dusun Gedong dan Dusun Ngaduman itu tidak trauma dengan terjadinya bencana alam kebakaran hutan di Gunung Merbabu.
Maksimalkan Upaya Pemadaman Gunung Merbabu, 75 Personil Disiagakan
“Kami harap tidak ada warga yang trauma akan kejadian bencana alam ini, apalagi anak-anak jangan sampai merasa takut dan khawatir. Kami ingin mereka tetap senang meski sementara waktu berada di pengungsian sampai kondisi di dusunnya kondusif untuk ditinggali lagi,” jelasnya.
Disisi lain, diungkapkan oleh salah satu warga dari Dusun Gedong, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Aprilia Widyaningsih (22) bahwa ia mengungsi dengan anak semata wayangnya yang masih berusia 5 tahun.
“Saya mengungsi bersama anak saya yang masih berusia 5 tahun, karena asapnya di dusun kami sangat tebal dan pekat sehingga membuat saya dan anak saya sesak nafas, muntah-muntah, dan pusing. Jadi, kami memutuskan untuk mengungsi di sini,” tuturnya.
Aprilia juga menjelaskan, awal titik api itu berasal dari arah timur dusun tempat ia tinggal, kemudian ia juga melihat api mulai merambat naik dan naik ke arah barat.
Polisi Ungkap Kebakaran Gunung Merbabu Berasal dari Hutan Pinus
“Jadi, api itu dari timur dusun kami, lalu apinya mengarah naik dan ke arah barat itu pas di dusun kami. Jadi, dusun kami dikepung api dari hutan itu, jadi menyebar ke seluruh wilayah di sekitar dusun kami, sehingga asap dan abunya masuk ke wilayah dusun kami. Lalu saya dan warga di dusun saya ini mengungsi ke sini,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan, selama tinggal di pengungsian dua hari ini mendapatkan fasilitas yang sangat baik, mulai dari makanan, alas tidur, selimut, pakaian, dan lainnya.
“Semua sudah ada fasilitas disini mbak, mulai makanan, snack, baju, alas tidur, selimut, pakaian dewasa. Tapi yang saat ini yang sangat dibutuhkan sekali, yang masih kurang baju dan jaket anak-anak serta susu. Itu yang masih kurang kami dapatkan disini,” tandasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Koran Lingkar)