BLORA, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora menggandeng Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blora untuk melakukan pendampingan dan pemeriksaan kesehatan tiga bulan pra nikah. Upaya tersebut dilakukan dalam rangka mencegah stunting dari hulu.
Penegasan atas upaya tersebut, salah satunya dengan dilakukan penandatanganan komitmen bersama antara Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Blora, Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora, hingga seluruh tingkat kecamatan dan KUA se-Kabupaten Blora pada Kamis (7/7) di Pendopo Bupati Blora.
Bupati Blora, Arief Rohman dan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Blora sekaligus Wakil Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati turut membutuhkan tanda tangan dalam komitmen bersama tersebut.
“Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora dengan seluruh puskesmas, juga Pak Kepala Kemenag dengan seluruh kepala KUA-nya, kami minta untuk bersinergi, dari Kemenag terkait programnya calon pengantin dan sebagainya ini bisa terus bisa disinergikan,” terang Bupati Arief.
Dijelaskannya, dalam rangka momentum Harganas ke-29, pemerintah daerah bersama dengan seluruh stakeholder diminta untuk meningkatkan komitmen untuk bersinergi membangun keluarga yang berkualitas melalui program Bangga Kencana.
Bupati Arief meminta kepada TPPS untuk terus bersinergi dengan seluruh stakeholder. “Untuk tim yang tergabung dalam TPPS, Bu Wakil Bupati beserta seluruh pengurus tadi untuk sudah berkomitmen untuk terus berkoordinasi secara aktif dan juga kooperatif dengan seluruh stakeholder dan juga berinovasi untuk penurunan stunting,” tambahnya.
Penandatanganan komitmen bersama dilakukan di sela-sela pengukuhan TPPS Kabupaten Blora dan puncak peringatan Harganas tahun 2022 secara virtual.
Sementara itu, Wakil Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati yang juga Ketua TPPS menegaskan, bahwa dalam rangka percepatan penurunan stunting membutuhkan kerja sama multi sektor. Ia pun mengajak semua pihak untuk ikut mendukung.
“Percepatan penurunan stunting adalah upaya yang mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif dan berkualitas melalui kerja sama multi sektor dari pusat daerah dan desa. Saya mengajak seluruh tim serta semua pihak untuk ambil bagian dan berpartisipasi aktif dalam upaya pencegahan maupun penurunan angka stunting di Kabupaten Blora,” pungkasnya. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)