PATI, Lingkarjateng.id – Desa Kebonturi merupakan salah satu dari 4 desa di Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati yang akan terdampak pembangunan Jalan Tol Demak-Tuban. Oleh karena itu, Pemerintah Desa Kebonturi yang dalam hal ini Kepala Desa (Kades) Kebonturi, Agus Junaedi berharap pembangunan Jalan Tol Demak-Tuban itu tidak melintasi areal pemakaman desa.
“Terkait peta yang pernah disampaikan kepada kami, bahwa untuk rute yang melintasi wilayah Kecamatan Jaken, khususnya di Desa Kebonturi itu melewati pemakaman desa,” ujar Agus saat menyampaikan pendapatnya dalam konsultasi publik studi AMDAL pembangunan Jalan Tol Demak-Tuban yang digelar oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati pada beberapa waktu lalu.
Keinginannya ini bukan tanpa alasan, melainkan ia mendapat banyak masukan dari warganya. Agus pun memberikan saran untuk menggeser ke lahan kosong yang ada di sebelah pemakaman desa, yang mana pemakaman itu merupakan satu-satunya di Desa Kebonturi.
“Dari masyarakat kami mulai ada perbincangan dan rembugan kalau bisa areal yang dilewati jalan tol digeser ke sebelahnya. Karena yang di sebelah pemakaman itu kebetulan ada tanah kosong. Itu permintaan dari warga kami, karena itu hanya satu-satunya makam desa,” tambahnya.
Selain mengeluhkan soal areal makam, Agus juga meminta kepada pihak berwenang untuk memperhatikan areal persawahan yang ada di desanya. Terlebih, pertanian merupakan potensi utama bagi masyarakat Desa Kebonturi baik itu padi maupun bawang merah.
Dirinya ingin keberadaan jalan tol ini nantinya tidak mengganggu akses masyarakat ke areal pertanian, termasuk proses distribusi hasil panen.
“Terkait dampak pembangunan tol, tentunya di wilayah kami ‘kan wilayah pertanian. Selain itu, banyak jalan pertanian seperti jalan setapak yang menghubungkan antar blok sawah. Mohon, ini nanti diperhatikan serius. Jangan sampai setelah adanya jalan tol, petani kesulitan mengakses dan membawa hasil panennya,” terangnya.
Agus menambahkan, proyek pembangunan Jalan Tol Demak-Tuban ini nantinya mampu menyerap tenaga kerja lokal seperti melibatkan warga setempat untuk proses pembangunan jalan tol tersebut.
“Karena tol ini proyek besar dan pastinya membutuhkan banyak pekerja. Syukur jika nantinya warga setempat dilibatkan dalam proyek tol ini. Jadi nanti didata dalam proses pembangunan, ya minimal dilibatkan dalam tenaga kasarnya,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)