Pedagang Nasi di Salatiga Sambat Harga Beras Naik Terus

BERDAGANG: Salah satu pedagang sembako di Pasar Raya Salatiga saat menunggu konsumen. (Angga Rosa/Lingkarjateng.id)

BERDAGANG: Salah satu pedagang sembako di Pasar Raya Salatiga saat menunggu konsumen. (Angga Rosa/Lingkarjateng.id)

SALATIGA, Lingkarjateng.id – Sejumlah pemilik warung makan dan pedagang nasi bungkus di Salatiga mengeluhkan harga beras yang melambung tinggi. Sebab, kenaikan harga beras berdampak pada usahanya.

Para pedagang kebingungan dalam menentukan harga jual makanan, terlebih yang menggunakan lauk telur dan daging ayam. Karena harga daging ayam dan telur juga masih relatif tinggi. Jika harga dinaikkan mengikuti biaya produksi, mereka takut omzet penjualan akan menurun drastis. Namun kalau tidak dinaikkan, bisa rugi.

“Terus terang saya bingung menentukan harga. Harga beras sekarang berkisar antara Rp12.500 hingga Rp14.000 per kilogram. Sedangkan daging ayam sekitar Rp34.500 per kilogram, telur Rp27.000 per kilogram. Mau tidak mau, saya tetap harus menaikkan harga jual, khususnya yang menggunakan lauk olahan daging ayam dan telur meski sedikit,” kata Rusminah (35), pedagang nasi bungkus di Desa Blotongan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, pada Minggu, 10 September 2023.

Rusminah menuturkan, sebelum harga beras, daging ayam dan telur naik, dirinya menjual nasi rames dengan lauk telur Rp9.000 per porsi. Semenjak harga telur naik, harganya dinaikkan menjadi Rp10.000 per porsi. 

“Sedangkan nasi rames lauk paha ayam saya naikkan Rp2.000 dari harga sebelumnya Rp13.000 atau menjadi Rp15.000 per porsi,” terangnya.

Semenjak harga jual dinaikkan, lanjut Rusminah, sejauh ini omzet penjualan masih relatif stabil. Namun, dia khawatir kalau harga beras, telur dan daging ayam tetap tinggi dalam waktu yang cukup lama, omzet penjualannya akan menurun. 

Sementara itu, para pedagang di pasar tradisional juga mengeluhkan tingginya harga beras. Sebab, mereka juga tidak bisa mengambil keuntungan seperti saat harga beras di angka Rp10.000 per kilogram.

“Kalau harga tinggi, saya hanya mengambil untung sedikit. Ini untuk menjaga pelanggan agar tidak beralih ke pedagang lain,” ungkap salah satu pedagang beras, Aminah.

Aminah berharap, kenaikkan harga beras tidak berlangsung lama. Karena itu, pemerintah harus segera melakukan langkah untuk menurunkan dan menstabilkan harga beras.

“Jika harga beras tinggi, saya juga susah. Sebab juga harus sedia modal lebih,” ucapnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Koran Lingkar)

Exit mobile version