PATI, Lingkarjateng.id – Gelaran perdana Pawai Kirab “Napak Tilas Ki Ageng Penjawi Kebangkitan Pati” semula hanya bertujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat sosok Ki Ageng Penjawi. Mengingat banyak sekali warga Bumi Mina Tani yang belum mengenal sosok salah pendiri dan leluhur Kabupaten Pati ini.
Namun, di tengah perjalanannya, banyak ide-ide segar yang masuk untuk kian meramaikan. Dari semula hanya ide sederhana menjadi sesuatu yang besar dan istimewa.
Tak pernah terbayangkan, bahkan oleh warga di sekitar Maqam Ki Ageng Penjawi, Dusun Kaborongan, Kelurahan Pati Lor, Kabupaten Pati, bahwa akan ada pawai kirab yang melibatkan sejumlah pihak.
Tak hanya warga di sekitar maqam, tapi meluas ke para pejabat tinggi Pemerintah Kabupaten Pati. Kehadiran Penjabat Bupati Pati Henggar Budi Anggoro beserta istrinya, Faiza Henggar, semakin melengkapi gelaran akbar itu.
Mereka yang terlibat telah menjadi bagian sejarah. Hal yang tak akan terhapuskan dan akan terus dikenang. Apalagi, jika masyarakat mampu meneruskan apa yang telah diawali Agus Sunarko, S.STP., M.Si., dengan memberikan ide menyelenggarakan pawai kirab dalam rangka memperingati Haul Ki Ageng Penjawi.
Lingkar Media Group selaku media partner dan sponsor utama, juga telah membuat program acara televisi: “Membuka Tabir, Menengok Sejarah” demi mendukung upaya mengenalkan sosok Ki Ageng Penjawi kepada masyarakat, utamanya kepada generasi muda.
“Ini adalah bentuk ikhtiar kita, mengenalkan sosok Ki Ageng Penjawi, yang sudah tersurat dan tercatat di beberapa literatur yang ada, memiliki nilai luhur yang bisa diteladani. Yakni kegigihan beliau dalam meniti karir secara ksatria. Perjuangan Ki Ageng Penjawi meniti karir dari pangkat terendah dari tamtama sampai dengan menjadi Ki Ageng atau adipati atau bahkan raja Kabupaten Pati, di saat Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang sudah mulai berakhir,” tutur Penanggung jawab acara, Agus Sunarko, S.STP., M.Si.
Napak tilas Ki Ageng Penjawi Kebangkitan Pati bukan sekedar tema yang diusung oleh Agsun (sapaan Agus Sunarko), melainkan mengandung pesan agar siapa pun yang mengetahui sejarah Ki Ageng Penjawi, bisa mengambil sisi keteladanannya sehingga Pati menjadi lebih baik lagi.
“Mengingat kisah-kisah Ki Ageng Penjawi yang seperti itu, sudah barang tentu, harapannya masyarakat Pati bisa bangkit, karena memiliki leluhur yang luar biasa. Maka teladanilah. Ketika panjenengan sebagai pejabat, jadilah pejabat yang amanah. Ketika panjenengan menjadi tokoh masyarakat, jadilah tokoh masyarakat yang bisa mengayomi, yang bisa adil,” pesannya. (Lingkar Network | Koran Lingkar)