SEMARANG, Lingkarjateng.id – Sebanyak tiga puluh perahu apung menjadi fenomena menarik masyarakat di Banjir Kanal Barat, Semarang, Jawa Tengah. Ratusan masyarakat tampak berdatangan untuk melihat perahu-perahu berisikan dagangan kuliner dan non kuliner.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan gelaran perahu apung di Banjir Kanal Barat merupakan salah satu upaya peningkatan ekonomi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pasca pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah supaya kita bisa meningkatkan ekonomi yang lebih baik , kemudian UMKM tumbuh berkembang, dan yang terakhir pasti kalau tempat ini bisa dijadikan rutin dan menarik, pariwisata juga akan naik,” ungkapnya usai meresmikan kapal apung.
Hendi, sapaan Wali Kota Semarang, menyebut bahwa event kapal apung menjadi penyelenggaraan yang diprioritaskan. Hal itu lantaran selain meningkatkan ekonomi, juga membuat kali di banjir kanal lebih bersih karena terawat.
“Seperti hari ini tidak ada sampah yang kelihatan, soalnya ada kegiatan disini,” ujarnya.
Menurutnya, dengan menggandeng para nelayan menjadi salah satu faktor keberhasilan penyelenggaraan kapal apung. Pasalnya perahu-perahu tersebut didatangkan dari sejumlah nelayan di Kota Semarang.
“Nelayan harus dilibatkan, karena mereka punya jasa perahu, mereka untuk menguatkan jasa UMKM,” terangnya.
Kapal apung yang baru pertama kali diselenggarakan ini, lanjut Hendi, akan terus diadakan setiap pekan. Dengan begitu akan menjadi tempat tujuan para wisatawan jika akan datang ke Semarang.
“Makanya saya berharap di event ini setiap akhir pekan bisa diadakan di Kota Semarang,” ucapnya.
Sementara Kasi Pagelaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Semarang, Heri Supriyanto menyatakan persiapan kapal apung sudah sekitar satu bulan. Harapannya, kapal apung bisa menjadi obyek wisata baru yang mengundang wisatawan berdatangan.
“Kita punya banjir kanal, kenapa tidak dimanfaatkan. Kita kerjasama dengan BBWS dan dinas terkait. Harapannya menjadi salah satu wisata andalan masyarakat,” ungkapnya.
Dari tiga puluh perahu dalam pagelaran kapal apung itu, sebelumnya sudah dilakukan pengecekan standar keamanan.
“Tidak semua perahu bisa masuk harus dicek satu persatu,” imbuhnya.
Bagi pengunjung yang ingin naik perahu apung, mereka hanya perlu mendaftar ke panitia dan menyerahkan KTP sekaligus mengenakan pelampung sebelum naik perahu. Pengunjung juga akan dipandu petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Kemudian ketika di dalam perahu, pengunjung diwajibkan membeli barang dagangan UMKM yang sudah disiapkan. Hal itu, kata dia, selain untuk objek wisata juga meningkatkan pendapatan perekonomian pelaku UMKM.
“Perahu dari nelayan Kota Semarang, setiap pengunjung yang ingin ikut hanya mendaftar dengan KTP, terus pakai pelampung, dan belanja,” terangnya.
Salah satu pengunjung, Panggih (37) mengaku baru pertama kali belanja dengan naik kapal di tengah sungai. Di kapal apung, ia bersama keluarga membeli sejumlah bahan sembako untuk dibawa pulang.
“Baru pertama kali ini, sangat bagus, harapannya selalu diadakan,” tandasnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)