Pameran AKI Bantu Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Kudus

Pameran AKI Bantu Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Kudus

BERJEJER RAPI: Puluhan stand pelaku ekonomi kreatif mengikuti AKI 2023 di Kudus City Walk Mall. (Ihza Fajar/Lingkarjateng.id)

KUDUS, Lingkarjateng.id Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar pameran Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2023 yang diikuti oleh puluhan pelaku Ekonomi Kreatif (Ekraf) di wilayah Kudus dan sekitarnya. Kegiatan ini sendiri dilangsungkan di pusat perbelanjaan Kudus City Walk Mall, pada Jumat, 9 Juni 2023 hingga Minggu, 11 Juni 2023.

Direktur Kuliner Kriya Desain dan Fashion Kemenparekraf, Yuke Sri Rahayu menyebut, tujuan dari pameran AKI adalah membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya melalui sektor Ekraf. Disamping itu, pameran AKI juga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Kudus.

“Produk Ekraf yang dipamerkan di AKI 2023 Kudus, dinilai sudah mengikuti perkembangan dunia dengan memanfaatkan potensi alam sekitar,” ujarnya, pada Minggu, 11 Juni 2023.

Yuke menambahkan, pameran AKI 2023 digelar serentak di 16 kota/kabupaten di Indonesia. Meliputi Jakarta, Karawang, Sukabumi, Situbondo, Mojokerto, Kudus, Purwokerto, Kupang, Bengkulu, Bangka, Batam, Samarinda, Palangkaraya, Manado, Gorontalo, dan Jayapura.

“AKI tingkat daerah ini untuk menjaring 16 produk ekonomi kreatif terbaik tingkat kota/kabupaten, untuk kemudian dipamerkan di puncak AKI 2023 September mendatang,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyambut baik produk Ekraf yang dipamerkan di AKI 2023 seperti produk kuliner, kriya, fesyen, aplikasi, film, dan musik. Produk terbaik dari subsektor tersebut, berhak mendapat tiket berskala nasional. 

Disisi lain, Maylia selaku salah satu pelaku Ekraf yang turut mengikuti AKI mengaku sangat tertarik dengan program yang diberikan oleh pemerintah. Ia juga berharap, melalui pameran tersebut, produknya bisa dikenal oleh masyarakat luas.

“Kami juga membuat tenun untuk mengenalkan ekonomi kreatif kepada anak-anak, Selain produk fashion, juga memamerkan produk kerajinan tangan. Produk handmade berupa boneka rajut itu, merupakan hasil karya ibu-ibu rumah tangga di sekitar rumah produksinya,” katanya. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Koran Lingkar)

Exit mobile version