SEMARANG, Lingkarjateng.id – Sejumlah nelayan di Tambak Lorok, Kota Semarang, Jawa Tengah berhenti melaut, lantaran harga rajungan di pasaran mengalami penurunan secara signifikan. Seperti yang dialami oleh Mustakim (50), salah seorang nelayan Tambak Lorok yang merasa kecewa karena harga rajungan turun hingga 80 persen.
Pasalnya rajungan merupakan salah satu tangkapan prioritas sejumlah nelayan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
“Kebanyakan nelayan rajungan libur karena harga rajungan tidak cocok dengan harga operasionalnya saat melaut,” ujar Mustakim.
Mustakim menyebut, penurunan harga tersebut sudah terjadi hampir sebulan ini. Untuk rajungan yang biasanya dijual Rp 100 ribu per kilogram, kini hanya berkisar Rp 20 ribu per kilogramnya.
Eksekusi Gedung Sekolah di Semarang Ricuh, Begini Kronologisnya
Ia mengungkapkan, penurunan tersebut tidak serta merta langsung anjlok. Namun secara bertahap, mulai turun dari Rp 80 ribu, Rp 60 ribu. “Sekarang menjadi Rp 20 ribu,” tambahnya.
Dengan menurunnya harga rajungan, kata dia, sangat mempengaruhi keuntungan yang didapatkan nelayan. Hal itu ia utarakan, lantaran tidak sesuainya pendapatan dengan biaya pengeluaran saat melaut.
Terkait dengan menurunya harga rajungan, ia mengaku tidak mengetahui penyebab pasti fenomena ini.
“Ya, saya tidak tahu, terkait dengan ekspor atau impor tidak tahu pasti,” imbuhnya.
Pedagang di Semarang Jadi Kambing Hitam Imbasnya Kenaikan Komoditas Pangan
Hal yang sama juga dirasakan oleh Naim (48), seorang nelayan rajungan di Tambak Lorok Semarang. Ia menceritakan, dirinya sudah tidak melaut sekitar seminggu ini.
Ia menyebut, rajungan merupakan komoditas utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hingga saat ini, dirinya menganggur lantaran harga rajungan tidak mumpuni untuk menopang kehidupan keluarga.
Namun, dirinya berharap pemerintah bisa memberikan solusi atas menurunnya harga rajungan di pasaran. Dengan harga naik, ia menambahkan, hal itu membuat para nelayan lebih bersemangat lagi dalam bekerja melaut kembali.
“Harapannya, semoga harga normal kembali,” tandasnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)