GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Musim kemarau panjang di Kabupaten Grobogan menjadi berkah bagi penjual air bersih. Sebab, banyak permintaan air dari beberapa relawan dermawan yang menitipkan air bersih untuk didistribusikan kepada masyarakat yang mengalami kesusahan akses air bersih.
Permintaan air bersih meningkat dibandingkan musim penghujan. Terlebih, ketika saluran air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tidak mengalir.
Salah satu penjual air bersih dari Kecamatan Toroh, Riyan mengaku, meningkatnya permintaan air bersih di Grobogan sudah dialami sejak dua bulan terakhir.
Terdampak Kekeringan, 2 Desa di Grobogan Dapat Bantuan Air Bersih
“Setiap harinya, kami bisa mendistribusikan air bersih hingga 70 tangki air bersih,” kata Riyan.
Setiap satu tangki air bersih, kata dia, bisa menampung hingga 5.000 liter air bersih. Sehingga, setiap hari ada 35.000 liter air bersih yang dijual.
“Ini baru awal bulan Agustus, tapi sumber air sudah seperti mau habis. Permintaan mulai tinggi itu sudah dua bulan ini, biasanya tingginya permintaan itu akhir Agustus,” terangnya.
Kekeringan di Grobogan, Pemdes Diimbau Aktif Data Warga untuk Dapat Bantuan Air Bersih
Di tahun 2023 ini, permintaan air bersih hampir sama dengan tahun 2019. Di mana, permintaan paling tinggi terjadi pada bulan Juni.
Sebagai penjual air bersih, satu tangki bermuatan 5.000 liter air bersih dijual dengan harga Rp120.000 hingga Rp125.000 tergantung jarak pengirimannya.
“Ada yang kemarin beli Rp400.000, karena akses jalannya yang kurang baik serta jauh,” ucapnya.
Hadapi Musim Kemarau, BPBD Grobogan Siagakan 6 Truk Tangki Air
Banyaknya permintaan air bersih ini, lanjut dia, tidak diimbangi dengan sumber air bersih. Tak jarang, pengisian air bersih pun menjadi tersendat. Untuk itu, ia pun berinisiatif membuat sumur bor sedalam 100 meter.
“Sumur bor yang saya miliki itu sedalam 100 meter. Dan saya memiliki empat sumur bor yang saya gabungkan menjadi satu pralon agar mudah mengisi ke tangki,” tuturnya.
Sumber air yang dimilikinya ini dipastikan bisa mencukupi kebutuhan air bersih di Kabupaten Grobogan.
Hingga saat ini, ia mencatat ada 20 relawan dermawan yang sudah menghubunginya untuk mendistribusikan bantuan air ke masyarakat yang membutuhkan.
“Beberapa ada dari organisasi keagamaan, ada yang dari tempat ibadah, serta juga perorangan pribadi,” pungkasnya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Koran Lingkar)