PATI, Lingkarjateng.id – Jumlah siswa SMP Negeri di Pati mengalami penurunan pada tahun ini. Dari jumlah kuota sebanyak 10.672 siswa hanya terisi 9.069 siswa yang terdaftar di SMP Negeri. Mengenai peminat sekolah negeri yang terus mengalami penurunan ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pati mengatakan bahwa, sampai sejauh ini belum ada program merger.
Hal itu diungkapkan oleh Kabid Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dinas Pendidikan Kabupaten Pati, Fauzin Futiarso mengungkapkan, sekalipun jumlah siswa SMP Negeri di Pati sedikit, akan tetapi sekolah tak dapat bermerger (digabung).
“Kalau untuk SMP program merger belum ada sampai sekarang,” jelasnya.
Ia menyebutkan, ada banyak pertimbangan sehingga belum dapat melakukan merger untuk jenjang sekolah menengah tersebut.
Lebih Memilih Boarding School, SMP Negeri di Pati Kekurangan Siswa
Dasar pertimbangannya antara lain, berbagai hal yang merupakan aset negara, mulai dari tenaga kependidikan, guru, hingga tenaga tata usaha yang berstatus ASN. Menurut Fauzin, jika merger dilakukan akan lahir banyak pengangguran baru yang semula sudah diangkat sebagai ASN.
“Meskipun muridnya tidak banyak, tetapi SMP adalah aset negara. Ada guru, ada TU yang berstatus pegawai negeri di sekolah tersebut. Kalau nanti sekolah bermerger, akan mengumpul di sini (salah satu sekolah), maka gurunya (dari sekolah satunya) akan menganggur,” ujarnya.
Fauzin menambahkan, merger sekolah juga akan berdampak pada status bangunan sekolah. Terutama peruntukan lahan yang sudah ada, hendak digunakan untuk apa juga jadi bahan pertimbangan penting.
“Terus bangunan kalau lama tidak dipakai untuk apa, itu juga tidak jelas. Kalau tidak dimanfaatkan juga berpotensi mengalami kerusakan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Aziz Afifi – Koran Lingkar)