JEPARA, Lingkarjateng.id – Ketua DPRD Jepara Haizul Ma’arif meninjau langsung pelaksanaan pemilihan petinggi (pilpet) di Kabupaten Jepara pada Senin, 14 November 2022.
Kedatangan Ketua DPRD Jepara ini dalam rangka untuk melihat langsung proses pemungutan suara.
Gus Haiz sapaan akrab Ketua DPRD Jepara mengapresiasi kesadaran masyarakat untuk memberikan suaranya untuk memilih pemimpin yang bijaksana, bertanggung jawab, dan dapat mengayomi masyarakat.
“Pelaksanaan pilpet terpantau aman, kondusif, tertib, dan partisipasi masyarakat sangat tinggi. Hampir di setiap tempat pemungutan suara ramai,” ujar Ketua DPRD Jepara.
Gus Haiz menyampaikan, dalam kunjungannya rata-rata di tiap desa pelaksanaan pemungutan suara pilpet sudah berjalan 80 persen.
Dalam kesempatan itu, ia mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya secara baik dan memilih sesuai hati nurani.
“Yang sudah terdaftar dalam DPT gunakan hak pilihnya dengan baik. Hindari gesekan dan mari bersama-sama menyukseskan pilkades ini agar berjalan aman, sejuk, dan damai,” imbaunya.
Selain itu, Gus Haiz juga memberikan semangat kepada seluruh panitia pilpet yang sedang bertugas dan berpesan agar tetap menjaga netralitas dalam pelaksanaan pilpet agar dapat berjalan damai, menyenangkan, dan kekeluargaan.
“Karena rekan-rekan panitia adalah ujung tombak sukses dan lancarnya pelaksanaan pilkades serentak ini. Tetap semangat dan jaga kesehatan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Gus Haiz berharap, pemilihan kepala desa (pilkades) dijadikan ajang pemersatu bukan pemecah belah masyarakat. Oleh karena itu, siapa pun yang terpilih nantinya harus bisa menghormati dengan hati yang legowo.
“Mari kita jadikan ajang pilkades ini sebagai suara pemersatu masyarakat dan harapannya bisa membawa perubahan kemajuan masyarakat dan desanya masing-masing ke arah yang lebih baik,” ajak Gus Haiz.
Maka dari itu, Gus Haiz mengimbau kepada para pendukung pasangan calon petinggi pasca pilpet berakhir untuk segera melakukan rekonsiliasi agar jangan sampai terbawa suasana sehingga mengganggu pembangunan di desa tersebut.
“Walau kita berbeda pilihan, tetapi jangan jadikan itu sebagai pemecah belah kita,” tandasnya. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Koran Lingkar)