Ketua DPRD Demak Minta Teliti Dampak Lingkungan Usai Kebakaran Pabrik Pupuk

SIDAK: Ketua DPRD Kabupaten Demak Sri Fahrudin Bisri Slamet bersama dinas terkait saat inspeksi mendadak di CV Saprotan Utama Desa Bandungrejo, Kecamatan Mranggen, Demak pada Senin, 25 Juli 2022. (Dok. Humas DPRD Demak/Lingkarjateng.id)

SIDAK: Ketua DPRD Kabupaten Demak Sri Fahrudin Bisri Slamet bersama dinas terkait saat inspeksi mendadak di CV Saprotan Utama Desa Bandungrejo, Kecamatan Mranggen, Demak pada Senin, 25 Juli 2022. (Dok. Humas DPRD Demak/Lingkarjateng.id)

DEMAK, Lingkarjateng.id Banyaknya keluhan dari masyarakat terkait dampak lingkungan pasca kebakaran pada pabrik pupuk Saprotan Utama di Desa Bandungrejo, Kecamatan Mranggen, membuat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Demak ikut turun tangan.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Demak, Sri Fahrudin Bisri Slamet bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Demak, DPMPTSP Kabupaten Demak dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Demak melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) di CV Saprotan Utama Desa Bandungrejo, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak pada Senin, 25 Juli 2022.

Dalam sidak tersebut, Sri Fahrudin Bisri Slamet mengatakan, inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan guna untuk melihat keadaan gudang tempat penyimpanan pupuk yang terbakar pada Kamis, 22 Juli 2022 dan baru bisa pada padam pada Minggu, 24 Juli 2022.

“Sudah ada laporan warga terkait dampak kebakaran ini yang kemudian kita tindaklanjuti dengan inspeksi ke pabrik yang terbakar,” katanya.

Dari inspeksi mendadak (sidak) tersebut, Ketua DPRD Demak berharap agar dampak dari kebakaran gudang ini tidak menimbulkan polusi yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

“Dampak lingkungan dan kesehatan menjadi prioritas DPRD dalam melihat kondisi pasca kebakaran,” ungkapnya.

Dengan tindak lanjut tersebut, dirinya meminta kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Demak untuk memberikan laporan tentang polusi udara dari asap kebakaran maupun polusi bau.

“Kemudian, Dinas Kesehatan juga bisa melaporkan bagaimana dampak kesehatan bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.

Sementara itu, pasca kebakaran tersebut juga membuat RS Pelita Anugerah Mranggen masih belum beroperasi. Hal itu lantaran masih terdapat bau menyengat dari pupuk yang terbakar. Apalagi, posisi pabrik berdekatan dengan rumah sakit tersebut.

“Baunya masih menyengat,” ucapnya.

Dikarenakan pabrik juga terletak berdekatan di kawasan padat penduduk, pengelolaan limbah cair dari pabrik pupuk tersebut, harus dilihat lebih jauh.

“Sehingga harus dipastikan keamanannya bagi warga sekitar,” tandasnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar)

Exit mobile version