Kembali Digelar Usai Vakum Lima Tahun, Peserta Jamran Tengaran 2023 Diajak Menyatu dengan Alam

DUDUK MELINGKAR: Para peserta pramuka dalam Jamran 2023 di Bumi Perkemahan Senjoyo, Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang pada Minggu, 27 Agustus 2023. (Hesty Imaniar/Lingkarjateng.id)

DUDUK MELINGKAR: Para peserta pramuka dalam Jamran 2023 di Bumi Perkemahan Senjoyo, Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang pada Minggu, 27 Agustus 2023. (Hesty Imaniar/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Setelah lima tahun absen, kegiatan Jambore Ranting Tengaran (Jamran) kembali digelar. Tahun ini, ribuan peserta dari 58 gugus depan SD, MI, dan juga SMP yang ada di wilayah Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang mengikuti kegiatan Jamran 2023 yang digelar di Bumi Perkemahan Senjoyo, Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang pada Jumat-Minggu, 25-27 Agustus 2023.

Peserta yang mengikuti Jamran dilatih baris berbaris, mencari jejak, memadamkan api, dan menjinakkan hewan berbisa.

“Jadi semua kegiatan, kami konsep menyatu dengan alam dalam Jambore Ranting XI 22.21 Kwartir Tengaran Tahun 2023 kali ini,” kata Ketua Kwarran Tengaran Eko Lesmono pada saat ditemui di sela kegiatan, Minggu, 27 Agustus 2023.

Ia menyebut, kegiatan Jamran Tengaran 2023 kembali digelar di momen peringatan Hari Pramuka ke-62.

“Jambore Ranting tahun ini melibatkan sedikitnya 1.161 anak didik dari 51 gugus depan SD, MI, dan tujuh gugus depan SMP/MTS se-Kecamatan Tengaran. Selain itu, kegiatan Jambore Ranting di tingkat Kecamatan Tengaran ini bagian dari peringatan Hari Pramuka ke-62,” jelasnya.

Dengan kegiatan tersebut, ia berharap, peserta kemah mampu menerapkan sikap kreatif, sigap, inovatif, edukatif, senang, dan eksis.

“Pesan moral ke anak didik adalah penggalang untuk selalu inovatif, untuk selalu kreatif. Dan semua kegiatan dikemas begitu sangat menyenangkan, karena ini bagian dari pesan moral. Sehingga senantiasa menguatkan karakter, inovatif, kreatif  juga kemandirian dalam suasana yang menyenangkan,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa anak didik diajarkan ilmu cinta alam seperti tidak merusak tanaman, selalu menghemat air, menjaga kebersihan, serta tidak membuang sampah sembarangan, dan menyayangi makhluk hidup.

“Mereka juga diajarkan bagaimana menjinakkan ular supaya saat melakukan kegiatan di alam terbuka dan bertemu hewan ular mereka diharapkan dapat menghadapinya dan tidak panik. Pun demikian juga saat mereka bertemu dengan hewan berbisa lainnya, juga kami ajarkan di sini bagaimana cara mengatasinya,” imbuhnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version