JEPARA, Lingkarjateng.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, memprediksi akan ada beberapa daerah di Jepara mengalami kekeringan di tahun ini.
Untuk mengatasi hal tersebut, BPBD Jepara menyiapkan dua truk tangki air sebagai penanganan dampak musim kemarau yang biasanya berupa kelangkaan air bersih.
Kalakhar BPBD Jepara, Arwin Noor Isdiyanto mengungkapkan, ada beberapa daerah di Kabupaten Jepara yang kemungkinan akan terjadi kekeringan, seperti daerah Jepara ujung utara yaitu di Desa Sumberejo dan Desa Clering Kecamatan Donorojo. Kemudian untuk daerah Jepara bagian selatan yaitu Desa Tedunan, Desa Kedungmalang, dan Desa Kaliombo.
“Di Tedunan kemarin sudah mulai dropping, tapi bukan karena kekeringan cuaca. Melainkan karena suplai dari PDAM yang terganggu,” kata Arwin Noor Isdiyanto.
Untuk daerah-daerah lain, lanjut Arwin, seperti daerah Jepara bagian timur juga ada beberapa desa yang diwaspadai terjadi kekeringan, yaitu Desa Tunggulpandean.
“Kita sudah rapatkan dengan seluruh staf, bahwa memang dengan sumber daya yang ada, kita hanya mempunyai dua tangki air dan anggaran yang tidak banyak,” ungkapnya.
Meski dengan sumber daya yang terbatas, pihaknya mengaku siap menghadapi kekeringan dengan melibatkan bantuan CSR dan relawan. Selain itu, pihaknya juga sudah menyiapkan SK Bupati siaga darurat bencana kekeringan.
“Kelompok relawan dari daerah Jepara bagian utara juga sudah menawarkan siap membantu dropping air. Mereka sudah menyiapkan tangki dan airnya,” imbuhnya.
Arwin menjelaskan dari perkiraan BMKG, kekeringan tahun ini akan lebih parah dari tahun kemarin. kemungkinan kemaraunya akan melompati bulan Desember-Januari.
“Januari tahun depan diperkirakan masih belum hujan, bahkan bisa sampai Maret. Kemungkinan kemarau ini mirip dengan kemarau di 2015, 2016 yang sampai melompati tahun,” terangnya.
Ia berharap dukungan masyarakat, untuk melakukan pengurangan risiko bencana kekeringan dengan menghemat penggunaan air, menggalakkan penghijauan, dan membuat sumur resapan untuk menampung air hujan agar tersimpan di bumi.
Selain itu, keberadaan jaringan pipa PDAM juga akan turut membantu warga di daerah rawan kesulitan air bersih, karena saat musim kemarau bisa mendapatkan pasokan air dari PDAM.
“Langkah kita saat ini memang baru rencana aksi langkah represif. Untuk langkah preventifnya itu menjadi domainnya Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (Disperkim) Jepara. Seperti menyiapkan sumur bur dan jaringannya, itu bukan ranah kami (BPBD, red) tapi ranah Disperkim,” pungkasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)