GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Warga Dusun Sinawah, Desa Kronggen, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan terus melakukan inovasi dalam rangka meningkatkan perekonomian warga setempat dengan membentuk Kampung Kreatif. Di dusun itu, warga menghias kampung dengan beraneka ragam kerajinan tangan dari bambu dan barang-barang bekas.
Ketua Kampung Kreatif Dusun Kronggen, Nur Ahmadi mengatakan, untuk meningkatkan ekonomi, warga membuat kerajinan barang bekas, di mana barang ini dijual bagi pengunjung yang sedang berwisata di tempat tersebut. Bahkan, saat ini, di tempat tersebut akan didirikan cafe net dan mini zoo untuk menggaet pengunjung.
“Rencana ke depan untuk Kampung Kreatif mengangkat ekonomi masyarakat dengan cafe net, ini nanti memberikan edukasi kepada masyarakat, walaupun kita ini jauh di dalam, jauh dari keramaian kota, kita bisa maju melalui jualan warung-warung marketing-nya lewat di medsos. InsyaAllah maju,” ujarnya pada Selasa (12/7).
Sementara dalam waktu dekat, di kampung tersebut akan menjadi pusat penjualan minuman tradisional yakni wedang blung. Minuman tersebut merupakan ciri khas kampung tersebut. Selain harganya yang terjangkau, juga diperuntukkan bagi wisatawan pemburu kuliner tradisional.
“Yang kita angkat kali ini adalah wedang blung, karena merupakan makanan khas desa sini. Selama ini kampung kreatif merupakan desa wisata. Sebelum Covid-19 kita sudah mengadakan festival lampion. Berhubung Covid-19 ini melandai, ke depannya kita akan mengadakan event-event. Kita awali dengan bikin warung cafe net istilahnya,” tambahnya.
Ia menjelaskan, di desa tersebut terdapat dua tempat wisata, yakni Goa Sinawah dan Kampung Kreatif. Nantinya, kedua tempat wisata tersebut saling bersinergi untuk mendongkrak perekonomian warga supaya tidak merantau dan memulihkan perekonomian warga pasca pandemi.
“Di sini ada dua wisata, Sendang Goa Sinawah dan Kampung Kreatif. Di kampung kreatif sendiri ada camping ground, rencananya akan membuka mini zoo. Nanti muaranya tetap ke Sendang Sinawah karena satu jalur,” tambahnya.
Lebih lanjut, Nur Ahmadi mengungkapkan, untuk pengerjaan kampung kreatif masih bersifat kerja sosial. Di mana dalam pembuatannya, merupakan kesadaran atau gotong royong dari warga di tempat tersebut yang didukung oleh pemerintah desa.
“Bagaimana caranya untuk anak-anak tidak ke Jakarta (merantau) lagi, kita bikin kampung kreatif tujuannya untuk mengangkat perekonomian masyarakat. Terutama rumah sendiri kita hias yang bagus dan pastinya rumah yang lain pasti ingin juga dibuatkan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Muhamad Ansori – Koran Lingkar)